Banjir Rusak Ruko, Pemkot Denpasar Tawarkan Tukar Guling Lahan

Posted on

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar berencana mengubah deretan ruko di bantaran Tukad Badung, Jalan Sulawesi, Denpasar, menjadi kawasan hijau atau taman kota. Rencana itu mencuat setelah sejumlah ruko di lokasi tersebut ambruk akibat banjir pada Rabu (10/9/2025).

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, pihaknya akan membuka opsi tukar guling lahan dengan pemilik ruko.

“Sekarang kan kami kembalikan dengan pemilik apakah nanti mau tukar guling lahan atau gimana. Rencana pemerintah kalau itu setuju ditukar guling, kami akan menjadikan taman kota di sana,” kata Jaya Negara saat ditemui di kantornya, Selasa (16/9/2025).

Meski begitu, Jaya Negara menyebut hingga kini belum ada komunikasi resmi dengan pemilik ruko. Pemkot masih berfokus pada masa transisi dari status tanggap darurat bencana banjir menuju masa pemulihan.

“Kami kan dalam kondisi masa transisi ini, kami tidak masuk ke ranah itu. Kami menyelesaikan pekerjaannya dulu mana yang harus dibiayai, mana yang harus diganti rugi usahanya. Setelah itu clear baru kita masuk ke ranah itu (soal rencana tukar guling lahan),” ujarnya.

Ia menambahkan, mekanisme teknis rencana itu nantinya akan berproses melalui pengajuan proposal.

“Dia masuk di bansos tidak direncanakan. Makanya di saat darurat bencana kami memakai dana darurat. Sekarang begitu ditetapkan masa ke pemulihan itu dia harus digeser posnya, itu secara teknis,” jelas Jaya Negara.

Sementara itu, salah satu pemilik ruko di Jalan Sulawesi, Aya (48), mengaku sudah mendengar kabar mengenai rencana tukar guling tersebut. Namun, dia menyebut hingga kini belum ada pertemuan antara pedagang dengan Pemkot Denpasar maupun Pemprov Bali.

“Kalau memang kira-kira pas dan tempatnya bisa untuk kami dagang lagi sih ya oke. Tapi, kalau misalnya tempatnya ditaruh yang terpencil atau yang kurang memadai kami jelas-jelas nolak,” kata Aya.

Aya menegaskan, ia dan keluarganya ingin tetap berjualan di lokasi yang sama karena memiliki nilai historis.

“Dari kakek, bapak, saya dan anak saya semua lahir di sini. Jadi, ada nilai historisnya. Kalau bisa ya mungkin bantaran sungainya dikuatin dulu. Mungkin dari sungai (ke lokasi bangunan dimundurkan) tiga meter baru bisa dibangun lagi, itu sih masih oke,” tuturnya.

Aya yang kini meneruskan usaha keluarga Toko Ayari Batik itu mengaku rugi hingga Rp 300 juta akibat banjir pekan lalu. Rukonya jebol, barang dagangan hanyut ke sungai, dan sebagian lainnya basah terkena air.

“Harapan saya ke pemerintah semoga ke depannya yang penting bantaran sungainya bisa diperbaiki dulu dan dikuatkan fondasinya. Kemudian setelah itu dibangun kembali,” ujar Aya.

Respons Pemilik Ruko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *