Polisi Periksa Pacar Aktivis Lingkungan yang Tewas Leher Terikat di Nagekeo

Posted on

Penyelidik Polres Nagekeo memeriksa 16 saksi terkait kasus kematian aktivis lingkungan, Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30). Salah satu saksi yang diperiksa adalah kekasih Vian.

“Untuk saksi kurang lebih 16 orang. Untuk sementara infonya,” kata Kepala Urusan Pembinaan Operasional (KBO) Satuan Reskrim Polres Nagekeo, Ipda Chairul, Senin (15/9/2025).

Selain pacarnya, saksi lain yang diminta keterangan oleh polisi adalah sejumlah guru yang menjadi rekan kerja Vian. Keluarga Vian juga sudah dimintai keterangan.

“(Saksi yang diperiksa) rekan kerja korban (guru), pihak keluarga serta pacarnya korban,” ujar Chairul.

Chairul enggan mengungkap hasil pemeriksaan terhadap pacar korban dan saksi-saksi lainnya. Ia menegaskan penyidik masih terus mendalami kasus kematian Vian.

“Untuk sementara kami masih melakukan pendalaman,” pungkasnya.

Sebelumnya, Vian ditemukan tewas tergantung dengan leher terikat di sebuah gubuk bambu dekat pantai di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 5 September lalu. Pria yang berprofesi sebagai guru itu juga aktif di sejumlah organisasi sosial dan lingkungan.

Berdasarkan foto yang diperoleh infoBali, Vian terlihat tergantung dengan kedua kaki menyentuh lantai dan lutut menekuk ke depan. Wajahnya tampak membengkak, kulit di wajah, punggung tangan, serta kakinya terlihat menghitam. Tubuhnya juga dipenuhi lalat.

Namun, sejumlah pihak menilai kematiannya janggal. Sebab, sebelum ditemukan tewas, Vian sempat meninggalkan rumah untuk menghadiri kegiatan Mbay Youth Day.

“Jadi menurut kami Vian dalam kondisi baik karena semangat untuk mengikuti kegiatan. Namun, kemudian Vian ditemukan gantung diri di lokasi menuju tempat kegiatan,” ujar Divisi Advokasi Koalisi Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI), Efraim Mbomba Reda, Selasa (9/9/2025).

“Pandangan kami orang yang berencana untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri kondisi mentalnya tidak seperti itu, biasanya kondisi mentalnya buruk pada saat-saat terakhir,” lanjut Efraim. Ia menambahkan, koalisi KOPI sedang mengumpulkan data lapangan terkait kematian Vian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *