Tiga Korban Banjir di Mengwi Masih Hilang, Warga Gelar Upacara Adat baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Pemerintah Desa Mengwitani bersama Desa Adat Beringkit menggelar upacara pecaruan dan ngaturang guru serta bendu piduka di lokasi banjir Perumahan Permata Residence, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (14/9/2025). Upacara dipimpin seorang jero pemangku sebagai bentuk permohonan maaf dan harapan agar tiga korban banjir segera ditemukan.

“Kita memohon maaf kepada Tuhan apabila dalam kondisi sekarang, yang telah lewat, dan yang akan datang terjadi kesalahan telah mengganggu alam,” ujar Bendesa Adat Beringkit, I Ketut Sutomo.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Upacara adat digelar di tengah upaya pencarian yang belum membuahkan hasil. Sutomo menilai banjir bukan hanya akibat hujan deras, tetapi juga karena ulah manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Pecaruan dilakukan untuk menetralisir serta mengharmoniskan kembali kondisi alam.

“Dengan upacara ini kami memohon semoga yang hilang segera dapat ditemukan baik dalam keadaan hidup maupun meninggal,” kata Sutomo penuh harap.

Keluarga korban banjir mengaku pasrah dengan kondisi apapun. “Kami hanya ingin keluarga kami ditemukan dalam kondisi apapun,” ungkap Toto Cahyono, keluarga korban yang hilang.

Toto menyebut medan ekstrem menjadi kendala pencarian. Kedalaman sungai, bebatuan besar, hingga tumpukan limbah kayu dan bambu membuat tim kesulitan, terutama di Bendungan Minggu, Desa Cepaka, Tabanan. “Kami pasrah, Tuhan kasih yang terbaik, kami terima dengan kondisi apapun,” tambahnya.

Tim gabungan dari Basarnas, BPBD Badung dan Tabanan, polisi, TNI, serta masyarakat masih berjibaku di lapangan. Pencarian menyisir aliran sungai dari Mengwitani menuju Kaba-Kaba, Munggu, hingga muara di Pantai Cemagi. Namun hingga Minggu sore, hasilnya masih nihil.

Meski para korban memiliki keyakinan berbeda, Perbekel Mengwitani I Nyoman Suardana menegaskan musibah ini menjadi tanggung jawab desa.

“Kalaupun yang tertimpa musibah ini adalah lain kepercayaan, namun karena beliau tinggal di Desa Mengwitani, kami selaku pimpinan desa wajib turut serta melaksanakan pencarian dan melaksanakan upacara,” kata Suardana.

Keluarga Pasrah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *