Prabowo Batal Temui Pengungsi, Warga Kecewa

Posted on

Presiden Prabowo Subianto batal menemui dan berdialog dengan 49 pengungsi banjir bandang yang berada di posko Jalan Pucuk Indah, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Sabtu (13/9/2025). Sejumlah pengungsi mengaku kecewa karena telah menunggu sejak pagi, meski ada yang memaklumi padatnya agenda Prabowo.

“Padahal kami di sini sudah nunggu semua. Kami ingin ketemu,” kata Siti Koyimah (39), pengungsi asal Banyuwangi, Jawa Timur, saat ditemui di posko pengungsian.

Pantauan infoBali, anggota DPD RI Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Bendesa Adat Kesiman Kertalangu I Ketut Wisna, sejumlah pecalang, dan relawan sudah bersiaga menyambut kedatangan Prabowo. Kursi plastik dan bantuan logistik juga ditata rapi agar posko tampak tertib.

Namun, hingga pukul 14.30 Wita, tanda-tanda kedatangan Presiden tidak terlihat. Tidak ada kendaraan taktis Brimob Polda Bali maupun aparat pengamanan lain yang biasanya mengawal kunjungan presiden. Informasi terakhir, Prabowo langsung bertolak ke Jakarta usai meninjau Pasar Badung.

“Ya, kecewa sih nggak. Mungkin agenda pak Prabowo memang padat. Tapi, kami ingin sekali bertemu pak Prabowo,” ujar Siti.

Siti menuturkan, rumahnya di Jalan Bypass Ngurah Rai Gang Grubuk Permai rata dengan tanah setelah diterjang banjir bandang. Dia berharap ada bantuan dana untuk membangun rumah kembali.

“Genangan air setinggi betis orang dewasa sudah masuk ke rumah, Rabu (10/9/2025) pukul 02.00 Wita,” ungkapnya.

Beruntung, Siti bersama suami dan dua anaknya berhasil menyelamatkan diri sebelum air merendam rumah sepenuhnya. Mereka kemudian mengungsi ke rumah tetangga yang lebih tinggi, sebelum akhirnya pindah ke posko Desa Adat Kesiman.

Pengungsi lain, Muhamad Sholeh (28), juga menyayangkan batalnya pertemuan dengan Prabowo.

“Ya, kecewa. Kami sudah nungguin sejak pagi,” kata Sholeh.

Rumah dan peralatan bangunan yang biasa dipakai bekerja dan disewakan hanyut tersapu banjir. Sholeh berharap bisa menyampaikan langsung permintaan bantuan untuk membangun rumah baru.

“Soalnya, (bangunan rumahnya) rata dengan tanah semua. Tinggal pondasinya saja,” ucapnya.

Penderitaan Sholeh bertambah karena klaim asuransi Rp 50 juta yang diajukan ditolak. Polis asuransi yang ia miliki hanya mencakup bencana kebakaran, kecelakaan pesawat, gempa bumi, dan tsunami.

“Kalau bantuan makanan dan pakaian sudah ada. Soal makan nggak pernah telat di sini. Tapi tempat tinggalnya saja hanyut,” ujarnya.

Bendesa Adat Kesiman Kertalangu, I Ketut Wisna, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan dialog agar pengungsi bisa menyampaikan langsung kebutuhan mereka kepada Presiden. Ia juga berharap ada instruksi untuk penataan wilayah karena sejumlah pura di Desa Adat Kesiman rusak diterjang banjir.

“Jadi, supaya beliau (Prabowo) dapat menanyakan langsung bagaimana rumahnya. Supaya nanti dibuat keputusan atau instruksi kepada jajarannya,” kata Wisna.

Meski kecewa, Wisna mengaku memaklumi batalnya kunjungan Prabowo. Ia menilai sudah banyak bantuan logistik dan pendampingan yang mengalir untuk pengungsi.

“Karena saya sendiri, selain sebagai perangkat desa adat dan desa dinas, juga relawan bagi para korban,” ucapnya.

Desa Adat Harapkan Instruksi Presiden

Beruntung, Siti bersama suami dan dua anaknya berhasil menyelamatkan diri sebelum air merendam rumah sepenuhnya. Mereka kemudian mengungsi ke rumah tetangga yang lebih tinggi, sebelum akhirnya pindah ke posko Desa Adat Kesiman.

Pengungsi lain, Muhamad Sholeh (28), juga menyayangkan batalnya pertemuan dengan Prabowo.

“Ya, kecewa. Kami sudah nungguin sejak pagi,” kata Sholeh.

Rumah dan peralatan bangunan yang biasa dipakai bekerja dan disewakan hanyut tersapu banjir. Sholeh berharap bisa menyampaikan langsung permintaan bantuan untuk membangun rumah baru.

“Soalnya, (bangunan rumahnya) rata dengan tanah semua. Tinggal pondasinya saja,” ucapnya.

Penderitaan Sholeh bertambah karena klaim asuransi Rp 50 juta yang diajukan ditolak. Polis asuransi yang ia miliki hanya mencakup bencana kebakaran, kecelakaan pesawat, gempa bumi, dan tsunami.

“Kalau bantuan makanan dan pakaian sudah ada. Soal makan nggak pernah telat di sini. Tapi tempat tinggalnya saja hanyut,” ujarnya.

Bendesa Adat Kesiman Kertalangu, I Ketut Wisna, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan dialog agar pengungsi bisa menyampaikan langsung kebutuhan mereka kepada Presiden. Ia juga berharap ada instruksi untuk penataan wilayah karena sejumlah pura di Desa Adat Kesiman rusak diterjang banjir.

“Jadi, supaya beliau (Prabowo) dapat menanyakan langsung bagaimana rumahnya. Supaya nanti dibuat keputusan atau instruksi kepada jajarannya,” kata Wisna.

Meski kecewa, Wisna mengaku memaklumi batalnya kunjungan Prabowo. Ia menilai sudah banyak bantuan logistik dan pendampingan yang mengalir untuk pengungsi.

“Karena saya sendiri, selain sebagai perangkat desa adat dan desa dinas, juga relawan bagi para korban,” ucapnya.

Desa Adat Harapkan Instruksi Presiden

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *