Sahrul diduga dikeroyok oleh warga saat hendak memadamkan api yang menghanguskan sembilan rumah di Desa Ntonggu, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sahrul merupakan petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bima.
Kepala Damkarmat Kabupaten Bima, Rifai, mengatakan insiden pengeroyokan itu hanya salah paham. Menurutnya, kondisi di lapangan tidak bisa dikendalikan saat kebakaran terjadi pada Selasa (26/8/2025) sore.
“Namanya juga keluarga (warga) lagi pada panik,” ujar Rifai saat dikonfirmasi infoBali, Rabu (27/8/2025).
Informasi yang dihimpun menyebutkan Sahrul dikeroyok seusai menegur sejumlah warga yang salah membawa selang air pemadaman dari mobil Damkarmat. Teguran itu membuat warga tersinggung hingga mereka ramai-ramai mengeroyok Sahrul.
Sejumlah warga di lokasi kebakaran langsung melerai aksi tersebut. Petugas damkar bersama warga kembali berjibaku memadamkan api. Sebanyak empat mobil damkar dikerahkan ke lokasi untuk menjinakkan si jago merah.
“Kobaran api dapat dipadamkan sekitar pukul 19.10 Wita oleh petugas Damkarmat dan dibantu warga sekitar,” imbuh Rifai.
Diketahui, kebakaran terjadi sekitar pukul 17.15 Wita. Percikan api pertama kali muncul dari rumah warga bernama Syafruddin dan menjalar ke rumah warga lainnya.
“Kobaran api dengan cepat menjalar ke rumah sebelahnya sehingga membakar rata dengan tanah,” bebernya.
Rifai merinci enam rumah panggung ludes terbakar hingga rata dengan tanah akibat kebakaran tersebut. Selain itu, tiga rumah permanen lainnya rusak berat. Ia menegaskan tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran itu.
“Kerugian materiel sekitar Rp 900 juta. Penyebab kebakaran masih diselidiki aparat kepolisian, tetapi dugaan sementara karena korsleting arus pendek listrik,” pungkasnya.