Tahukah infoers, di Flores ada sebuah gunung berapi berbentuk piramida yang menyimpan legenda unik di balik keindahannya? Gunung Inerie di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), bukan hanya populer di kalangan pendaki, tetapi juga lekat dengan kisah rakyat yang diwariskan turun-temurun.
Gunung Inerie berdiri megah dengan ketinggian 2.227 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, dan menjadi ikon alam bagi masyarakat setempat.
Nama “Inerie” berasal dari bahasa lokal, gabungan kata Ine (ibu) dan Rie (cantik), yang berarti “ibu yang Jelita”. Bentuk kerucutnya yang runcing menyerupai piramida Mesir membuatnya tampak menonjol dalam lanskap Pulau Flores.
Di kaki gunung terbentang Lembah Jerebuu, yang menjadi rumah bagi kampung-kampung adat tradisional. Kawasan ini sering menjadi tujuan wisata budaya sekaligus pintu masuk bagi pendaki yang ingin menaklukkan puncak Inerie.
Masyarakat Ngada meyakini Gunung Inerie lahir dari sebuah pertarungan legendaris. Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri bernama Ine Rie dan Manu Lalu. Kehidupan mereka sederhana dan harmonis, hingga datang seorang pemuda bernama Ebu Lobo yang jatuh hati pada Ine Rie.
Ebu Lobo berusaha merebut Ine Rie dengan menyerang Manu Lalu. Pertarungan sengit pun terjadi. Saat Ebu Lobo melempar tombak ke arah Ine Rie, hiasan rambutnya (konde) terhempas jauh hingga ke Poso Rora. Ine Rie kemudian merebut tombak itu dan melemparkannya kembali, mengenai punggung Ebu Lobo.
Konon, jasad Ebu Lobo berubah menjadi Gunung Inerie. Sementara asap dan runtuhan yang kadang muncul dari gunung dipercaya sebagai jejak dari pertarungan tersebut.
Gunung Inerie terbentuk dari aktivitas vulkanik yang berlangsung sejak sekitar 1 juta tahun lalu. Letusan terakhirnya tercatat pada tahun 1951, menghasilkan aliran lava yang mencapai desa-desa di sekitarnya dan memaksa penduduk mengungsi.
Secara geologi, Inerie berada dalam jalur Cincin Api Pasifik. Aktivitasnya dipicu oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia, menciptakan zona subduksi dan melelehkan material mantel bumi hingga memicu letusan gunung berapi.
Gunung ini dikenal sebagai salah satu destinasi favorit pendaki di Flores. Saat matahari terbit, cahaya keemasan yang menyinari puncak gunung menciptakan siluet menawan di antara gumpalan awan.
Selain keindahan alam, pendakian Gunung Inerie juga menawarkan pengalaman budaya, karena jalur menuju puncaknya melewati kampung adat dengan rumah tradisional dan ritual khas masyarakat Ngada.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.