Pemkab Manggarai Barat Khawatir TPA di Labuan Bajo Jebol

Posted on

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat mengkhawatirkan kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) di Labuan Bajo karena masih menggunakan sistem open dumping. Sampah dibuang begitu saja di TPA tanpa ada perlakuan khusus sehingga terus menumpuk.

Di sisi lain, sampah yang dihasilkan di Labuan Bajo cukup tinggi seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan. Lebih dari 16 persen sampah yang dihasilkan dibuang ke TPA Warloka, satu-satunya TPA di Labuan Bajo.

“Kita masih bergantung pada skema open dumping TPA. Sekitar 16 persen lebih sampah masih dibuang ke TPA dan ini sangat mengkhawatirkan. Jika dalam 2-3 tahun ke depan tidak ada perubahan, TPA kita bisa jebol,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Barat, Fransiskus S Sodo, pada kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah untuk Sektor Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka) Klaster Flores di Labuan Bajo, Kamis (21/8/2025).

Fransiskus menjelaskan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sangat tinggi, yakni berkisar 2.200 -2.500 orang per hari sehingga berkontribusi signifikan terhadap timbunan sampah. Timbulan sampah di Manggarai Barat mencapai 51.000 ton per tahun. Sebanyak 30 persen di antaranya disumbang oleh sektor horeka.

“Dari data yang disampaikan, kontribusi sektor horeka terhadap sampah di Labuan Bajo mencapai sekitar 30 persen,” ujar Fransiskus.

“Jika kita bisa bekerja sama menangani 30 persen ini dengan efektif, maka kita sudah menyelesaikan persoalan sampah yang cukup signifikan,” lanjut Fransiskus.

Fransiskus mengakui sejumlah tantangan dalam hierarki pengelolaan sampah di wilayahnya. Di tingkat hulu, pemilahan sampah organik dan anorganik dari rumah tangga dan usaha masih belum berjalan optimal.

Selanjutnya, di tingkat tengah, keberadaan tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) belum berfungsi maksimal. Pengelolaan sampah masih bergantung pada skema open dumping di TPA. Karena itu, tegas Fransiskus, pentingnya kolaborasi semua pihak.

“Labuan Bajo adalah destinasi superprioritas. Marilah kita bersama-sama menjaga kebersihan dan keindahannya untuk keberlanjutan pariwisata kita,” ajak Fransiskus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *