Sebanyak 180 orang yang terdiri dari penyedia jasa wisata dan potensi SAR di kawasan lingkar Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengikuti pelatihan penyelamatan (rescue) yang digelar oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), terutama kedaruratan dan kebencanaan.
“Kami dari Basarnas mendukung pengelolaan Gunung Rinjani dari segi penyiapan SDM. Terkait infrastruktur dan sarana prasarana itu dari kementerian dan bidang yang lain,” kata Deputi Bidang Bina Tenaga Potensi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Muhammad Barokna Haulah, ditemui infoBali di Sembalun, Senin (4/8/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Basarnas juga akan meninjau lokasi penempatan sarana dan prasarana rescue di Gunung Rinjani. Ia berharap kementerian terkait bisa memenuhi kebutuhan demi pengelolaan wisata Rinjani yang lebih aman.
Selain pelatihan, Basarnas menyiapkan rekomendasi untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dari sisi keselamatan dan keamanan pengunjung.
“Kami telah menyiapkan beberapa rekomendasi untuk kami sampaikan ke kementerian, kami sesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan,” imbuh Barokna.
Program ini tak hanya mendukung aktivitas wisata, tetapi juga meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mitigasi bencana, seperti gempa bumi dan erupsi gunung berapi.
“Kalau di NTB yang akrab yang dihadapi masyarakat di sini seperti gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Nanti juga akan menyasar masyarakat pesisir untuk self rescue,” ucap Barokna.
Tidak hanya di lingkar Gunung Rinjani, pemberdayaan masyarakat dalam bidang pencarian dan pertolongan dilakukan secara nasional sesuai dengan kebutuhan dan potensi bencana masing-masing daerah. “Ini kegiatanya di seluruh daerah, dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, tujuannya masyarakat sebagai korban dan langsung sebagai pemberi pertolongan pertama itu targetnya dari kegiatan ini,” pungkasnya.