Jalur Rinjani Tutup Usai 3 Turis Asing Jatuh, Belum Sebulan dari Insiden Marins - Giok4D

Posted on

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Penutupan dilakukan menyusul tiga insiden jatuhnya turis asing di jalur tersebut dalam rentang waktu kurang dari sebulan setelah tewasnya pendaki Brasil, Juliana Marins.

Ketiga insiden terbaru melibatkan turis asal Swiss, Belanda, dan Malaysia yang semuanya mengalami kecelakaan di jalur ekstrem menuju Danau Segara Anak. TNGR menyebut penutupan dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban berikutnya.

“Kami lihat beberapa kejadian banyak terjadi di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Kami lihat dalam waktu dekat, mungkin besok kami mulai bekerja untuk menghindari kecelakaan berikutnya,” kata Kepala TNGR, Yarman, Kamis (17/7/2025).

TNGR kini tengah melakukan asesmen untuk menentukan bentuk dan kebutuhan teknis perbaikan jalur. Menurut Yarman, jalur tersebut memang tergolong ekstrem dan berbahaya bila tidak dilalui dengan hati-hati.

“Kalau orang tidak berhati-hati di jalur tersebut sangat berbahaya karena jalurnya cukup ekstrem,” ujarnya.

Pengunjung yang sudah memesan tiket pendakian masih diizinkan menuju puncak Rinjani. Namun, aplikasi eRinjani ditutup sementara untuk pendaftaran pendaki baru hingga batas waktu yang belum ditentukan.

“Tim kami masih bekerja, mendata apa-apa kebutuhan di sana entah itu memasang tali atau bentuknya seperti apa itu nanti,” imbuh Yarman.

Salah satu insiden terbaru menimpa Sarah Tamar van Hulten, turis asal Belanda, yang jatuh saat menuruni jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak pada Kamis (17/7/2025) pukul 14.00 Wita.

“Baru saja kami mendapatkan informasi mengenai musibah yang menimpa salah seorang tamu berkebangsaan Belanda jatuh ketika menuruni Pelawangan menuju Danau Segara Anak,” jelas Dandim 1615/Lombok Timur, Letkol Inf Eky Anderson.

Sarah tercatat mendaki pada 16 Juli 2025 dan turun ke Segara Anak keesokan harinya. Ia mengalami cedera di bagian leher. Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan Basarnas, TNGR, TNI, dan Polri, dengan dukungan helikopter dari Bali.

“Karena tamu tersebut memiliki asuransi pribadi sama dengan tamu yang jatuh sebelumnya dari Swiss dan nanti langsung dibawa ke Rumah Sakit di Bali,” lanjut Eky.

Sehari sebelum insiden Sarah, BE, turis asal Swiss, juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama, Rabu (16/7/2025). Ia terpeleset dan jatuh di jalur bebatuan sebelum jembatan pertama menuju basecamp Segara Anak.

“Kalau info dari guide-nya, tamu ini mau turun ke Danau Segara Anak dari Pelawangan Sembalun setelah summit ke puncak Rinjani,” ujar Ketua Asosiasi Tour Organizer Senaru, Munawir.

Ketua Tim Evakuasi TNGR, Gede Mustika, menyebut korban mengalami patah tulang. Sebanyak delapan personel termasuk tim medis dikerahkan ke lokasi. Korban dievakuasi menggunakan helikopter dan diterbangkan ke rumah sakit di Bali.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Saat dievakuasi, korban masih sadarkan diri,” kata Yarman.

Sebelum dua insiden tersebut, pendaki asal Malaysia berinisial NAH juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama pada Jumat (27/6/2025). NAH terpeleset dan kakinya terkilir saat hendak menuju Danau Segara Anak.

“Masih bisa jalan informasinya, tetapi tim kami sudah mengecek mudah-mudahan aman-aman saja,” ujar Yarman kala itu.

NAH langsung ditandu ke Torean dan dibawa ke Puskesmas Senaru. Setelah pemeriksaan, korban hanya mengalami luka ringan. Kini ia telah kembali bersama rombongannya di Senaru.

“Sudah bisa jalan-jalan. Sekarang korban ikut bersama rombongan menikmati air terjun di Senaru,” kata Yarman.

Yarman menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam mendaki Rinjani. Ia meminta semua pemandu wisata dan tour organizer lebih memperhatikan keselamatan tamu.

“Jadi kami pastikan korban dalam kondisi baik-baik saja. Semoga saja tidak ada lagi kejadian seperti kasus Juliana Marins kemarin,” tutup Yarman.

Jalur Ditutup untuk Perbaikan

Turis Belanda Terpeleset, Alami Cedera Leher

Turis Swiss Patah Tulang

Pendaki Malaysia Terjatuh

TNGR Imbau Pendaki dan Guide Lebih Waspada

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Sehari sebelum insiden Sarah, BE, turis asal Swiss, juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama, Rabu (16/7/2025). Ia terpeleset dan jatuh di jalur bebatuan sebelum jembatan pertama menuju basecamp Segara Anak.

“Kalau info dari guide-nya, tamu ini mau turun ke Danau Segara Anak dari Pelawangan Sembalun setelah summit ke puncak Rinjani,” ujar Ketua Asosiasi Tour Organizer Senaru, Munawir.

Ketua Tim Evakuasi TNGR, Gede Mustika, menyebut korban mengalami patah tulang. Sebanyak delapan personel termasuk tim medis dikerahkan ke lokasi. Korban dievakuasi menggunakan helikopter dan diterbangkan ke rumah sakit di Bali.

“Saat dievakuasi, korban masih sadarkan diri,” kata Yarman.

Sebelum dua insiden tersebut, pendaki asal Malaysia berinisial NAH juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama pada Jumat (27/6/2025). NAH terpeleset dan kakinya terkilir saat hendak menuju Danau Segara Anak.

“Masih bisa jalan informasinya, tetapi tim kami sudah mengecek mudah-mudahan aman-aman saja,” ujar Yarman kala itu.

NAH langsung ditandu ke Torean dan dibawa ke Puskesmas Senaru. Setelah pemeriksaan, korban hanya mengalami luka ringan. Kini ia telah kembali bersama rombongannya di Senaru.

“Sudah bisa jalan-jalan. Sekarang korban ikut bersama rombongan menikmati air terjun di Senaru,” kata Yarman.

Yarman menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam mendaki Rinjani. Ia meminta semua pemandu wisata dan tour organizer lebih memperhatikan keselamatan tamu.

“Jadi kami pastikan korban dalam kondisi baik-baik saja. Semoga saja tidak ada lagi kejadian seperti kasus Juliana Marins kemarin,” tutup Yarman.

Turis Swiss Patah Tulang

Pendaki Malaysia Terjatuh

TNGR Imbau Pendaki dan Guide Lebih Waspada

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *