Antonius Rivaldo Jehalu (26) dan Marianus Asa (25) mengaku menjadi pribadi yang lebih berkarakter dan disiplin setelah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan Pelatihan Manajerial Diklat Komcad Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Ilmu dan pengalaman yang mereka dapat nantinya diterapkan ketika kembali ke kampung halaman di NTT.
Keduanya mengaku mendapat informasi pendidikan ini dari media sosial, saudara, serta anggota TNI yang betugas di wilayah mereka masing-masing.
Antonius Rivaldo Jehalu, mahasiswa asal Kabupaten Manggarai ini kini lebih percaya diri. Karakternya terbentuk setelah mendapat pendidikan ala militer. Jam tidur dan bangunnya juga turut membaik setelah menempuh pendidikan selama kurang lebih tiga bulan.
“Kami diajarkan soal disiplin, pembentukan karakter, mental, dan loyalitas kepada negara. Awalnya saya pemuda yang kurang percaya diri,” kata Antonius ketika diwawancarai seusai penutupan Diklat SPPI ini di Rindam IX/Udayana, Desa Banjaranyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Sabtu (12/7/2025).
Sementara Marianus Asa menceritakan gemblengan yang didapatnya mirip ala-ala latihan pendidikan militer. Bahkan jika ada siswa yang melakukan pelanggaran ketika pendidikan mendapat hukuman dari instruktur maupun pelatih.
“Ada yang disuruh push up, bahkan direndam dalam air. Untungnya saya tidak kena hukuman selama pendidikan,” kata Marianus Asa, yang berasal dari Kabupaten Timor Tengah Utara ini.
Keduanya mengaku siap ditugaskan saat pemerintah mengadakan program makan bergizi gratis (MBG) di kemudian hari. “Kami ini nantinya ikut terlibat di desa atau kabupaten masing-masing dalam menyukseskan program pemerintah, terutama soal program makan bergizi gratis” tegas keduanya.
Program pendidikan dan pelatihan SPPI ini sendiri serentak dilakukan di Indonesia dengan total siswa mencapai 30.018 orang. Sementara untuk wilayah Bali-Nusra diikuti sebanyak 1.261 yang tersebar di dua tempat yakni 858 di Rindam IX/Udayana dan 403 di SPN di Singaraja, Buleleng. Kegiatan ditutup oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto.