Sebanyak 129 mahasiswa (sebelumnya ditulis 171) universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dievakuasi karena terdampak hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Senin (7/7/2025) malam. Mereka dipastikan dalam kondisi yang aman.
Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari TNI Kodim 1603 Sikka bersama pihak kampus UNIPA, menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik yang berdampak ke wilayah Kecamatan Talibura dan Waiblama, yang berbatasan dengan Kecamatan Wulanggitang di Kabupaten Flores Timur.
“Evakuasi mahasiswa KKN UNIPA di lokasi terdampak dilakukan oleh tim gabungan dari Kampus UNIPA bersama TNI Kodim 1603 Sikka,” kata Rektor UNIPA Maumere, Yonas Klemens Gregorius Dori Gobang, kepada infoBali, Selasa (8/7/2025).
Gregorius mengatakan para mahasiswa yang dievakuasi Senin malam berasal dari lima desa. Yaitu Desa Udek Duen, Desa Hikong, Desa Timutawa, Desa Ojang, dan Desa Kringa.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Sementara, mahasiswa KKN di desa-desa lain di wilayah pantai utara Talibura, termasuk Desa Kringa, dalam kondisi aman tapi tetap dalam pemantauan.
“Kepala desanya melaporkan aman. Namun kami tetap mengevaluasi keadaan untuk ambil keputusan,” imbuhnya.
Sebelumnya, sebanyak 129 mahasiswa KKN UNIPA Maumere di Kecamatan Talibura dan Kecamatan Waiblama di Kabupaten Sikka terpaksa harus dievakuasi imbas dari Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Senin (7/7/2025).
Kecamatan Talibura dan Kecamatan Waiblama di Kabupaten Sikka berdekatan dengan Kecamatan Wulanggitang di Flores Timur yang menjadi wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Sebelumya, viral di media sosial para mahasiswa KKN yang terdampak itu berlarian setelah diguyur hujan abu dan kerikil dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Ada yang ketakutan bahkan berlari menghindar dari erupsi yang membuat suasana di wilayah itu tampak kabut.
Gregorius mengatakan mahasiswa KKN Unipa Maumere di Kecamatan Talibura berjumlah 129 orang dan di Kecamatan Waiblama berjumlah 42 orang. Ia juga meminta bantuan truk atau bus kayu untuk mengevakuasi mahasiswa.
“Kami putuskan malam ini evakuasi. Tim sudah di lapangan sedang koordinasi titik kumpul untuk dijemput. Sampaikan ke mahasiswa agar tetap tenang, tidak panik,” tambah Gregorius.