Beredar di media sosial aksi pemandu Ali Mustofa (AM) saat hendak turun ke lokasi jatuhnya turis Brasil Juliana Marins (27) untuk melakukan evakuasi sebelum tim gabungan SAR tiba. Sayang, upaya itu gagal karena tali kurang panjang. AM merupakan pemandu yang menemani Juliana dan rombongan selama pendakian di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Video yang diunggah oleh akun instagram @Rinjani_Man tersebut memperlihatkan Ali turun menuju titik lokasi jatuhnya Juliana Marins menggunakan tali. Dia dibantu oleh sejumlah porter dan pemandu lain di Gunung Rinjani. Lantaran, cuaca berkabut serta minimnya alat, Ali tidak bisa menjangkau titik lokasi seusai Juliana terjatuh di kedalaman 200 meter.
“Ali Mustofa guide-nya Juliana yang pertama kali turun tapi tidak sampai karena talinya kurang cuma 100 meter sebelum tim rescue datang,” tulis caption pada video yang berdurasi 20 info tersebut.
Video yang kini viral itu mendapar beragam komentar warganet. Banyak yang berempati dengan apa yang dilakukan oleh Ali Mustafa.
“Ini sudah membuktikan rasa tanggung jawabnya dia (Ali Mustafa) sebagai guide, melawan rasa takutnya dan memutuskan untuk turun duluan jadi setop jangan nyalahin dia. Kembali lagi itu semua terjadi atas kehendak sang pencipta, ” tulis akun @siiiiiiiciaaaaa.
“Menurut saya yang paling patut dikasihani di sini adalah Mas Ali, dia juga disalahkan karena di-blacklist, padahal itu bukan sepenuhnya salah dia, di sini saya hanya bisa membantu dengan mendoakan agar urusan Mas Ali dipermudah. Tulis akun @ismazaya490.
Video viral tersebut dibenarkan oleh Ali Mustafa. Namun, dia enggan berkomentar banyak. “Ya Benar itu video saya,” jelas Ali Mustafa dikonfirmasi infoBali, Sabtu (5/7/2025).
Ali kini dimasukkan ke daftar hitam atau blacklist. Untuk sementara, dia tidak diperkenankan mengantar pendaki ke puncak tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
“Ya, di-blacklist. Sambil kami lihat proses yang sedang berjalan,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, di Mataram, Kamis (3/7/2025).
Balai TNGR, Yarman berujar, juga akan mengecek ada tidaknya sertifikasi atau lisensi pemandu yang membawa Juliana Marins itu. Terlebih, hanya sekitar 300 dari total 661 pemandu yang terdata memiliki lisensi sebagai pemandu pendakian di Gunung Rinjani.
Yarman mengusulkan agar pemberian lisensi pemandu dilakukan oleh Dinas Pariwisata NTB. Selain itu, TNGR juga berencana mengubah branding tentang wisata Gunung Rinjani dari tracking ke mountaineering.
“Ini perlu kami sosialisasi ke tour operator (TO) untuk menjual paket mountaineering, bukan tracking,” pungkasnya.
Juliana Marins jatuh di tebing Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Tim SAR baru berhasil mengevakuasi jenazahnya pada Rabu (25/5/2025) karena terkendala cuaca buruk. Jenazah Juliana ditemukan pada kedalaman 600 meter. Hasil autopsi menunjukkan Juliana hanya bertahan hidup 20 menit setelah luka parah karena benturan.