Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) memastikan proyek pembangunan kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani, Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, tetap berjalan. Saat ini, dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) tengah dikerjakan.
“Penanaman modal asing (PMA) itu ada di Kementerian Kehutanan bukan provinsi. Tapi ini yang sedang proses,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Eva Dewiyan, Jumat (4/7/2025).
Eva membantah isu soal investor kereta gantung yang kabur. Dia menyebut perwakilan investor sempat datang ke kantor DPMPTSP pada Rabu (11/6/2025) untuk membahas progres proyek tersebut.
“Nggak kabur. Ada pernah ke kantor, mereka sampaikan progres sampai mana. Kan kalau kami tidak bisa intervensi. Memang ada AMDAL yang harus dilengkapi katanya,” ujar Eva.
Menurut Eva, sejumlah tahapan tengah dikerjakan investor. Mulai dari analisis dampak lingkungan, perbaikan akses jalan menuju lokasi proyek, hingga koordinasi teknis lainnya.
“Analisis lingkungan itu yang perlu perbaikan-perbaikan. Kalau pembahasan Amdal itu dengan Kemenhut. Kalau kami di perizinan sifatnya menunggu saja,” katanya.
“Kalau ada dokumen, rekomendasi sudah ada baru kami progres izinnya,” lanjut Eva.
Eva belum memastikan apakah pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri mendukung proyek tersebut. Sejauh ini DPMPTSP belum berkomunikasi dengan pimpinan.
“Iqbal-Dinda mendukung? Kami belum berkomunikasi. Kalau dengan investor masih. Mereka datang hanya menyampaikan progres saja supaya tidak dibilang kabur,” ujar Eva.
Dia menyarankan agar pihak investor juga melakukan komunikasi lintas kabupaten yang menjadi lokasi pembangunan proyek tersebut. Baik dengan Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Eva pun belum bisa memastikan berapa besaran biaya membangun kereta gantung itu. Terakhir sesuai pembahasan akan menghabiskan Rp 2,2 triliun sesuai dengan informasi yang diterima dari pihak investor.
“Perhitungan sementara biaya? Belum ada penambahan (sesuai dengan angka Rp 6,7 triliun). Belum ada informasi sampai situ,” tandas Eva.
Sebelumnya, wacana pembangunan kereta gantung Rinjani di kawasan Hutan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah ditentang para mangku di bawah kaki Gunung Rinjani.
Mangku sekaligus tokoh adat Desa Sembalun Bumbung, Sayyidina Muhammad, mengatakan bahwa penolakan pembangunan kereta Gantung Rinjani bukan tanpa dasar. Adanya kereta gantung itu dinilai akan merusak alam Gunung Rinjani.
“Rencana pembangunan ini sangat membuat kami terluka. Kami sangat tidak mengizinkan walaupun itu dipercaya akan berdampak pada efek ekonomi di masyarakat,” ujar pria yang kerap disapa Haedi ini kepada infoBali, Selasa (9/1/2024).