Tarif Ojol Bakal Naik, Ini Respons Para Driver

Posted on

Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8-15 persen memicu beragam tanggapan. Gigih Priyamodo, seorang pengemudi ojol menilai kenaikan tarif justru akan membebani pelanggan. Dia lebih sepakat jika potongan dari aplikator kepada driver yang dikurangi.

“Kenaikan tarif yang dibebankan itu kan customer, bukan aplikasi. Jadi dalam hal ini aplikasi tetap untung dan drivernya ada kenaikan pendapatan karena customer bayarnya naik,” ujar Gigih yang ditemui saat sedang menunggu orderan di salah satu tempat makan di Badung, Rabu (2/7/2025).

Dia mengaku ada kekhawatiran penurunan pesanan karena daya beli masyarakat menurun akibat terbebani tarif yang semakin tinggi.

“Orderan bisa saja turun karena masyarakat berat bayar. Ujung-ujungnya pendapatan kami juga menurun,” tambahnya.

Menurutnya, rencana kenaikan tarif belum tentu berdampak pada kesejahteraan driver, karena potongan dari aplikator yang cukup tinggi.

“Meskipun ada kenaikan tarif tetep aja potongannya segitu. Aplikasi motongnya gede sekitar 30-40%,” tambah pria 60-an tahun itu.

Ia sendiri berharap yang seharusnya yang bisa dibenahi adalah potongan dari aplikator demi kesejahteraan driver.

“Harapan saya kalo bisa potongan dari aplikasi itu aja yang dikurangin. Mungkin dikurangi dikit saja kan bisa,” harap Gigih.

Berbeda dengan Gigih, driver lainnya, Muhammad Mulyana, justru mendukung penuh rencana kenaikan tarif tersebut.

“Menurut saya sendiri bagus sih untuk driver, kalo untuk saya. Sangat membantu driver-driver, pendapatan akan naik,” kata pengemudi ojol 27 tahun itu.

Meski mendukung penuh, ia juga berharap agar persentase potongan untuk driver dapat dikurangi oleh pihak aplikator.

“Saya mendukung, tapi kalau bisa potongannya dikurangi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Bali, Aditya Purwadinata, menyatakan pihaknya mengapresiasi pemerintah dan wakil rakyat terhadap kesejahteraan para mitra driver, akan tetapi bukan hal itu yang menjadi inti perjuangan mereka.

“Tapi kami belum bisa melihat, sejauh mana pihak aplikator akan menerapkan sistem potongan terhadap para mitra driver-nya. Karena sebenarnya, hal ini menjadi prioritas perjuangan,” ujarnya ketika dihubungi infoBali.

Ia menjelaskan jika nantinya kenaikan tarif ini diikuti oleh kenaikan potongan akan menjadi perjuangan yang sia-sia untuk para driver.

“Akan menjadi percuma jika tarif dinaikin, tapi nilai potongan berdasarkan persentase pun mengikuti,” jelas Aditya.

Saat ini, dia berujar, driver menerima potongan yang cukup besar yaitu 20 sampai 50 persen. Dia berharap potongan bisa sesuai dengan ketentuan Kemenhub, yaitu 15 persen dari total yang dibayarkan konsumen.

“Sesuai ketentuan Kemenhub 15 persen global dari total yang dibayarkan oleh konsumen itu lah potongannya. Bukan lantas dibuat ada biaya-biaya tersembunyi yang seolah-olah itu di luar dari potongan aplikasi,” tandasnya.

Menurutnya, kenaikan tarif hanya akan membebani konsumen dan tidak secara signifikan bisa mendongkrak kesejahteraan para driver jika potongan dari aplikator masih tinggi.

“Kenaikan tarif ini akan hanya berdampak pada sisi konsumen, dan tidak signifikan pada kesejahteraan mitra driver apabila sistem potongan aplikator, tidak berubah,” tutupnya.

Respons Driver di Mataram

Sementara itu, di Mataram, Lombok, NTB, rencana kenaikan tarif justru membuat para driver ojol galau. Mereka mengkhawatirkan, para pengguna layanan aplikasi berpaling ke ojol lokal yang dinilai lebih murah, jika dibandingkan ojol aplikasi besar.

“Agak takut sebenarnya, agak was-was. Memang sih masih rencana, tapi kami sebagai driver ojol, ada ketakutan juga. Soalnya tarif sekarang agak-agak bikin pengguna layanan atau konsumen itu mikir-mikir lagi buat pakai layanan kami,” kata Ahmad, salah satu driver ojek online saat diwawancarai infoBali, Rabu.

Menurut Ahmad, jika tarif baru diresmikan, para driver ojol tentu akan merasakan dampak pendapatan yang lebih baik, jika dibandingkan selama ini. Pasalnya, beberapa waktu terakhir, pada setiap layanan, banyak konsumen lebih memilih menggunakan beragam promo yang menggiurkan.

“Tentu kami senang kalau tarif ini naik, pendapatan bisa lebih meningkat. Dan tarif layanan bisa sesuai dengan semestinya, bukan kayak kemarin, kebanyakan promo ini itu,” ucapnya.

Ahmad mengaku tidak keberatan jika tarif ojol akan dinaikkan pemerintah, tapi dia menyarankan agar kenaikannya tidak terlalu fantastis.

“Yang kami para ojol ini takutkan nantinya, frekuensi pengguna layanan menurun. Lalu jumlah orderan menurun. Aduh, serba salah jadinya,” terangnya.

Senada dengan Ahmad, Muhamad Toni menuturkan senang ketika mendengarkan rencana pemerintah pusat menaikkan tarif ojol 8-15 persen dalam waktu dekat.

“Wah, senang banget pas tahu informasi itu. Otomatis pendapatan harian kita bisa banyak, lumayan buat tabungan. Soalnya beberapa tahun terakhir, pendapatan ojol nggak sebanyak saat awal-awal kemunculan ojol,” katanya saat ditemui infoBali tengah menunggu pesanan konsumen di salah satu cafe di Mataram, Rabu.

Toni mengatakan, ia dan beberapa temannya sempat berdiskusi jika aturan tarif ini resmi naik. Akan ada beberapa pihak yang dirugikan, salah satunya mitra pengemudi maupun konsumen.

“Sempat terpikirkan kalau nanti konsumen mengurangi pemesanan perjalanan, karena dinilai lebih mahal dibandingkan sebelum tarif naik. Bukannya konsumen pesan orderan di kami, eh ternyata nanti konsumen malah ordernya via ojek lokal di sini. Ojek di sini kan tarifnya tidak seperti kami, ada yang Rp 10 ribu untuk layanan dalam kota, Rp 15 ribu untuk area Lombok Barat,” beber Toni.

Untuk diketahui, ada beberapa ojek lokal yang berbasis online di Kota Mataram yang menawarkan layanan lebih ramah di kantong. Yakni, mulai Rp 10 ribu untuk layanan di dalam Kota Mataram, dan Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu untuk kawasan Lombok Barat. Di antaranya, Ngojek, Fast Kurir, Antar Cepat, Becatan, dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Direktur Jendel (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Aan Suhanan menjelaskan besaran kenaikan tarif ojol akan bervariasi sesuai dengan zona yang telah ditentukan. Tarif seusai penetapan kenaikan nantinya bakal bervariasi mulai dari Rp 9.990 hingga Rp 15.525.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *