Korban Penipuan Kos-kosan di Denpasar Jadi Puluhan Orang, Kerugian Rp 616 Juta

Posted on

Cenin, warga asal Kalimantan yang menjadi korban penipuan berkedok penyewaan kos-kosan di Denpasar, mengaku mendapat aduan dari puluhan korban lainnya. Hingga kini, ia menyebut ada sebanyak 26 orang yang menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

“Total korbannya 26 orang. Sembilan orang korban kos-kosan dan sisanya (korban penipuan) kontrakan. Kerugian mencapai Rp 616 juta,” ungkap Cenin saat ditemui infoBali di tempat kosnya di Denpasar, Sabtu (19/4/2025).

Cenin menuturkan dirinya mendapat kabar dari seseorang yang mengaku pemilik kos di Denpasar pada Selasa (15/4/2025) malam. Perempuan berusia 25 tahun itu diminta mengosongkan dan meninggalkan kamar kos yang ditinggalinya malam itu juga.

Orang yang mengaku pemilik kos itu menyebut Cenin tidak membayar kos untuk periode waktu tertentu. Lalu, dia berinisiatif menghubungi 16 temannya yang lain yang menempati dua bangunan kos yang berbeda.

“Didatangi orang (sopir ojek online), ada yang di telepon. Langsung dibilang, serahkan kunci. Diinfoin, besok kosongkan bangunan dan kembalikan kunci. Karena Elsa tidak membayar uang bulanan ke dia,” kata Cenin.

Cenin tidak langsung meninggalkan tempat kos tersebut setelah dikabari oleh orang tak dikenal itu. Cenin mengaku sudah mencari informasi tentang Elsa yang disebut oleh orang misterius tersebut. Ia menduga Elsa juga seorang calo yang terhubung dengan calo kosan yang mengusirnya.

Menurut Cenin, ada teman kosnya yang lain yang sudah membayar puluhan juta rupiah untuk periode sewa kos selama setahun dan dua tahun. “Saya pergi ke kantor polisi. Untuk mengadu ke polisi,” imbuhnya.

Hingga kini, Cenin masih tinggal di kos lamanya sembari mencari tempat kos baru. Dia juga mengaku sempat diintimidasi dan diberi tenggat waktu oleh calo tak dikenal itu untuk segera meninggalkan kamar kos itu hingga 20 April 2025.

“Dari pihak polisi, kami disuruh stay (tetap tinggal di kos) karena kasus ini belum kelar. Kami juga sempat diintimidasi. Secara fisik sih belum. Cuma melalui telepon atau pesan WhatsApp. Kalaupun datang (ke kos) orang lain yang dikirim,” imbuhnya.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Laorens Rajamangapul Heselo mengatakan kasus dugaan penipuan itu masih diproses. Namun, Laorens enggan membeberkan perkembangan terbaru kasus tersebut.

“Kami masih dalam proses penanganan. Belum bisa kami sampaikan (perkembangan penyelidikan) kasusnya karena masih dalam proses,” kata Laorens.

Diberitakan sebelumnya, dugaan penipuan berkedok penyewaan kos-kosan di Denpasar viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @ceninin_. Akibat penipuan tersebut, para korban diminta meninggalkan kos-kosan mereka di wilayah Denpasar Selatan (Densel). Padahal, mereka sudah mengeluarkan uang puluhan juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *