Trump Ultimatum Iran Dua Pekan, Perang atau Diplomasi! (via Giok4D)

Posted on

Amerika Serikat (AS) akan menentukan sikap dalam dua pekan ke depan terkait kemungkinan bergabung dalam serangan Israel terhadap Iran. Presiden AS Donald Trump menyebut Iran memiliki waktu maksimal dua minggu untuk menghindari potensi serangan udara AS.

Pernyataan Trump itu menyiratkan bahwa keputusan bisa diambil kapan saja sebelum batas waktu dua pekan tersebut berakhir.

Dilansir dari infoNews, Sabtu (21/6/2025), Trump menegaskan bahwa dirinya mungkin tidak akan menghentikan Israel menyerang Iran. Ia menyebut sekutunya itu berada dalam posisi ‘menang’ dan mengabaikan upaya Eropa untuk menjadi mediator dalam konflik tersebut.

“Saya memberikan mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu akan menjadi waktu maksimum,” ujar Trump saat ditanya wartawan, Jumat (20/6), apakah ia akan mengambil keputusan sebelum tenggat waktu tersebut berakhir.

Trump menyatakan ingin melihat adanya kesadaran dari Iran, sehingga ia menetapkan batas waktu dua minggu.

“Melihat apakah orang-orang sadar atau tidak,” kata Trump.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, dalam pernyataan yang dibacakan Jumat (20/6/2025), menanggapi spekulasi terkait kemungkinan AS akan terlibat langsung dalam konflik tersebut.

“Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar untuk melakukan perundingan yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan,” kata Trump, sebagaimana dibacakan Leavitt.

Leavitt membantah anggapan bahwa Trump sedang menunda-nunda keputusan. “Jika ada peluang untuk diplomasi, presiden akan selalu memanfaatkannya, tetapi dia juga tidak takut untuk menggunakan kekuatan,” tegasnya.

Trump sebelumnya mengatakan bahwa Iran telah meminta untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih guna merundingkan kesepakatan baru soal program nuklir dan mengakhiri konflik dengan Israel. Namun, Iran membantah telah mengajukan permintaan tersebut.

Leavitt menambahkan bahwa Washington dan Teheran telah kembali menjalin korespondensi sejak serangan pertama Israel ke Iran pekan lalu.

Tenggat waktu dua pekan ini diumumkan setelah Trump secara terbuka mempertimbangkan untuk bergabung dalam serangan terhadap Iran, bahkan menyebut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai ‘target yang mudah’.

Trump diketahui telah menempuh jalur diplomatik dalam beberapa pekan terakhir guna membentuk kesepakatan nuklir baru, menggantikan perjanjian yang ia tinggalkan pada 2018. Namun, dalam prosesnya, ia juga mendukung serangan Israel ke fasilitas nuklir dan petinggi militer Iran.

AS saat ini menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker, yang diklaim mampu menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordo yang terletak jauh di bawah tanah.

Gedung Putih pun meminta publik dan para pendukung untuk mempercayai keputusan Trump.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Percayalah pada Presiden Trump. Presiden Trump memiliki insting yang luar biasa,” kata Leavitt.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *