Tito Izinkan Pemda Rapat di Hotel, Okupansi di Mataram Diprediksi Capai 75%

Posted on

Tingkat hunian kamar (okupansi) hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), diprediksi akan melonjak. Musababnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengizinkan seluruh pemerintah daerah (pemda) kembali menggelar kegiatan hingga rapat di hotel.

Keputusan ini diambil Tito seusai berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto. Tito mengatakan pemerintah perlu memperhatikan sektor perhotelan dan restoran yang selama ini menggantungkan pendapatan dari agenda pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE. Ia menegaskan sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan juga menjadi bagian penting dalam rantai pasok makanan dan minuman.

“Terkait pernyataan Mendagri yang memperbolehkan pemda menggelar kegiatan, kami prediksi okupansi kami bisa di atas 65 persen sampai 75 persen jika kegiatan pemerintah di hotel sudah normal,” kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Mataram, I Made Adiyasa, saat diwawancarai, Kamis (19/6/2025).

Adiyasa menuturkan, dari informasi yang dihimpun AHM, kegiatan pemda di hotel maupun restoran baru bisa kembali normal pada Agustus mendatang. Sebab, kegiatan pemda akan dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 perubahan.

“Nanti kami lihat anggaran mana yang bisa dialokasikan kegiatannya. Itu penjelasan yang kami dapatkan dari dinas-dinas. Mudah-mudahan bulan delapan sudah kelihatan kegiatannya,” jelas Adiyasa.

Okupansi hotel di Mataram anjlok hingga di bawah 30 persen sejak awal tahun setelah pembatasan kegiatan pemda keluar daerah maupun MICE. Terlebih, kegiatan pemerintah bisa memberikan okupansi di city hotel sampai 50 persen. “Jadi porsinya besar,” jelas Adiyasa.

Meski rapat pemda diprediksi baru mulai Agustus 2025, okupansi hotel di Mataram diprediksi sudah bisa meningkat pada Juli mendatang. Sebab, ada Festival Olahraga Masyarakat Indonesia (Fornas) yang melibatkan 15 ribu peserta.

“Bulan ini saja sudah banyak yang booking, hotel-hotel bintang tiga ke atas sudah banyak di-booking panitia, wasit hingga tamu VIP. Ada Hotel Aston, Prime Park, Lombok Raya hingga Lombok Plaza. Nggak hanya hotel di Mataram saja yang penuh, hotel di Senggigi, Lombok Barat juga sudah mulai terisi (bookingan Fornas),” ungkap Adiyasa.

Sebelumnya, Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, menyambut baik kebijakan yang dikeluarkan Tito. Ia berharap pelonggaran aturan ini bisa menjadi pemicu kebangkitan ekonomi di sektor perhotelan, khususnya di Mataram.

“Sekarang kan sudah ada kebijakan dari pemerintah bahwa boleh mengadakan kegiatan pemerintah di hotel. Itu akan memberikan dampak (baik bagi dunia perhotelan). Saya berharap itu bisa menjadi trigger agar aktivitas MICE bisa bergerak kembali di Mataram,” kata Mohan.

Mohan menyebut selama masa larangan kegiatan pemerintah di hotel, banyak agenda MICE yang dibatalkan dan berdampak pada pelaku usaha perhotelan. Ia optimistis kondisi ekonomi di Mataram akan membaik dengan dibukanya kembali peluang kegiatan di hotel.

“Mudah-mudahan tidak ada faktor eksternal yang bisa mematik terjadinya gangguan ekonomi di Mataram,” harap Mohan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *