Hujan abu dan kerikil melanda sejumlah desa akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (17/6/2025). Bahkan, warga yang wilayahnya jarang dihujani abu vulkanik kini mengungsi ke desa lainnya.
“Beberapa warga dari Desa Nurabelen sudah mengungsi ke Desa Konga,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Flores Timur, Avi Manggota Hallan, kepada infoBali, Selasa sore.
Avi menambahkan BPBD terus melakukan koordinasi dengan pemerintah desa terdampak untuk memantau kondisi terkini dan menyiapkan langkah darurat. “Kami sudah berkoordinasi dengan Desa Boru karena kerikil sudah memenuhi jalan dan halaman rumah,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, mengonfirmasi besarnya skala letusan kali ini. “Iya letusannya relatif besar, debu dan kerikil,” ujarnya singkat.
Zona Merah Tak Ada Orang
Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, menyatakan bahwa letusan kali ini tidak menimbulkan korban jiwa. Ia memastikan zona merah dalam kondisi kosong saat erupsi terjadi.
“Kami lagi terus monitoring. Laporan sementara ini, ketinggian 11.000 meter lebih dan angin menuju ke barat. Tidak ada korban dan zona merah tidak ada orang. Ada hujan debu dan kerikil tapi aman saja,” kata Anton kepada infoBali, Selasa malam.
Letusan kali ini tercatat sebagai yang paling hebat sepanjang aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali meletus, Selasa (17/6/2025) pukul 17.41 Wita. Letusan dahsyat membuat suasana di desa lereng Gunung Lewotobi tampak gelap gulita sore tadi.
Kepada Desa Pululera, Paulus Sanga Tukan, mengatakan warganya terjebak di desa karena hujan abu dan kerikil menerjang wilayah itu.
“Kami terkepung. Terjebak dalam hujanan pasir dan kerikil,” katanya saat dihubungi infoBali, Selasa.
Lyan, warga Desa Nurabelen yang kini berada di pengungsian Konga, Kecamatan Titehena, mengatakan letusan kali ini lebih dahsyat dari sebelumya. Letusan gunung ini menyebabkan desa di bawah lereng gunung seketika gelap.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Ini tidak sama dengan kejadian sebelumya, ngeri. Abu tutup kampung jadi gelap,” katanya.
Sementara, Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolly Sorywutun, menyampaikan bahwa letusan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi sekitar 6 menit 53 info. Erupsi kali ini disertai awan panas menyebar ke segala arah.
Akibat erupsi ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki dinaikkan dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas. Warga diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer (km) dari puncak kawah, serta radius sektoral hingga 8 kilometer ke arah barat daya dan timur laut.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda Flores Timur serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” kata Yohanes melalui siaran pers.