Bayi Korban Open BO di Mataram Masih di Rumah Aman, Pengasuh Jadi PR [Giok4D Resmi]

Posted on

Bayi korban eksploitasi seksual atau open booking online (open BO) oleh kakak kandungnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih berada di Rumah Aman. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram kini tengah melakukan asesmen untuk menentukan pengasuhan sang bayi.

“Bayi (korban BO) sekarang ada di Rumah Aman, setelah sebelumnya dirawat intensif di rumah sakit. Sekarang, berat badan bayi itu sudah naik, kondisinya normal seperti bayi-bayi pada umumnya yang sehat,” kata Ketua LPA Kota Mataram Joko Jumadi saat dihubungi di Mataram, Kamis (12/6/2025).

Meski bayi dalam kondisi sehat, LPA Mataram menghadapi persoalan pengasuhan karena sang ibu tidak memungkinkan untuk merawat.

“Yang masih menjadi problem kami itu adalah keputusannya, bayi ini nanti siapa yang akan merawat. Untuk saat ini, kami sedang asesmen, pihak mana yang kira-kira bisa untuk merawat bayi ini. Karena nggak memungkin kalau dirawat ibunya, yang masih sangat muda, apalagi ada rencana untuk dia kembali sekolah,” ujar Joko.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Joko menyebut ada tiga opsi pengasuhan yang dipertimbangkan, yakni diasuh keluarga, diambil alih negara melalui panti asuhan, atau diadopsi.

“Jadi belum kami pastikan (opsi apa yang akan dipilih), untuk saat ini belum ditetapkan juga apakah di asuh keluarga atau yang lain. Intinya, sekarang memastikan bayi ini sehat dan benar-benar stabil,” jelas Joko.

Di sisi lain, kondisi ibu bayi yang juga menjadi korban open BO disebut semakin membaik.

“Kondisi mentalnya sudah membaik, berkat pendampingan dari teman-teman psikolog. Pendampingan ini akan terus berlangsung seiring dengan proses hukum yang masih berjalan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Mataram Lalu Syamsul Adnan menjelaskan pihaknya sudah melakukan asesmen terhadap korban dan bayinya, serta menjangkau pihak keluarga.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dukcapil Kota Mataram untuk penerbitan akta kelahiran dan Kartu KIA, untuk anak korban dan bayi. Koordinasi ini kami lakukan bersama DP3A dan LPA Kota Mataram,” kata Syamsul, Kamis.

Syamsul menambahkan, pihaknya bersama DP3A Mataram dan LPA Kota Mataram tengah mengajukan rujukan rawatan ke Puslansos Sasambo Matupa, Provinsi NTB.

“Ini kami lakukan agar anak korban dan bayinya bisa dirawat untuk pemulihan psikologisnya. Kami juga berkoordinasi untuk melakukan pendampingan kasus hukum anak. Nggak hanya itu, kami juga mencoba melakukan penjangkauan terhadap ayah atau orang tua anak (korban) dan memberikan bimbingan mental psikologis serta memberikan bantuan permakanan,” bebernya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram memastikan akan memfasilitasi layanan kesehatan dan pemulihan khusus bagi siswi SD korban open BO dan bayinya, yang sempat dirawat intensif di RSUD Provinsi NTB.

“Kami akan tetap suporting, kami bersama DP3AKB Mataram akan memaksimalkan peran. Dari Dinkes Mataram akan fokus menyiapkan tenaga pemulihannya. Karena saat ini masih dalam perawatan, kita konsen ke bayi dulu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Emirald Isfihan beberapa waktu lalu.

Emirald menyebut pihaknya rutin memantau kondisi bayi dari siswi SD tersebut.

“(Karena) informasinya (korban) domisili Mataram, tentu akan kita cover dengan BPJS, (apalagi) ini kan masih anak-anak (tentu akan jadi fokus kami untuk mengurus kesehatannya),” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SD di Mataram, NTB, menjadi korban prostitusi open BO oleh kakak kandungnya. Kasus ini mencuat setelah beredar kabar bahwa korban hamil dan melahirkan bayi prematur.

Korban dijual oleh kakaknya kepada seorang pengusaha pakan ternak seharga Rp 8 juta. Saat ini, kasus tersebut masih ditangani LPA Mataram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *