8 Tempat Melukat di Bali, Serta Mengenal Tradisi dan Jenisnya

Posted on

Melukat adalah tradisi penyucian diri secara spiritual ini dilakukan dengan menggunakan air suci dari sumber mata air tertentu. Melukat dipercaya mampu membersihkan energi negatif dari tubuh dan pikiran.

Melukat menjadi salah satu tradisi unik di Bali yang masih dijalankan hingga kini. Tak hanya bagi umat Hindu di Bali, upacara melukat kini juga menarik minat banyak wisatawan yang ingin merasakan langsung kearifan lokal Pulau Dewata.

Melukat merupakan upacara pembersihan diri yang sejak turun temurun telah dilaksanakan oleh umat Hindu di Pulau Dewata. Melukat saat ini menjadi tren wisata lintas agama di Bali.

Dirangkum dari laman Kemenag Bali dan arsip wawancara infocom dengan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Nyoman Kenak, dijelaskan umat Hindu meyakini bahwa melukat merupakan prosesi dalam membersihkan diri dari hal-hal negatif.

Melukat merupakan membersihkan serta menyucikan diri pada manusia lahir bathin sekala niskala dengan tujuan dapat melepaskan akibat malepataka. Manusia diciptakan oleh Panca Dewata maka perlulah manusia menyucikan diri lahir batin melalui upacara melukat, karena dengan keadaan suci lah bisa kembali kepada Tuhan yang maha Suci.

Pada buku Memelihara Kesehatan Melalui Kundalini dan Nyama Catur oleh Luh Putu Della Pramesti Cahyani disebut melukat memberikan efek relaksasi dan membantu mengurangi stres, yang berkontribusi pada kesehatan fisik.

Upacara melukat adalah salah satu ritual penting dalam tradisi Bali yang dapat dijadikan sebagai proses Kanda Pat/Nyama Catur untuk meningkatkan kesehatan fisik.

Pada laman Pemkab Badung dijelaskan, dalam buku suci Veda terdapat pembahasan tentang sadhana melukat dan tata caranya dalam puluhan sloka. Dalam buku suci Hindu disebutkan bahwa badan manusia sesungguhnya terdiri dari banyak lapisan badan, yang disebut panca maya kosha. Terdiri dari badan fisik, serta berbagai lapisan badan energi dan lapisan badan pikiran yang halus.

Melukat merupakan ritual pembersihan diri yang menggunakan air suci untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari energi negatif. Air suci yang digunakan dalam melukat dipercaya memiliki kekuatan untuk membersihkan racun dari tubuh.

Adapun dalam proses melukat ada beberapa hal yang harus dipatuhi, seperti wanita yang sedang haid tidak boleh masuk lokasi melukat karena lokasi melukat itu disakralkan. Pakaian yang digunakan juga harus sopan dan pakai pakaian adat.

Jika dilihat dari cara pelaksanaannya serta tujuan masing-masing, ritual melukat terbagi menjadi tujuh jenis. Berikut penjelasannya dilansir dari laman Disbud Kabupaten Buleleng:

Melukat Astupungku digunakan untuk membersihkan dan menyucikan seseorang dari pengaruh buruk yang disebabkan oleh ketidakseimbangan energi kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas).

Ialah ditujukan sebagai bentuk pengobatan bagi mereka yang sedang mengalami sakit.

Melukat Gomana merupakan upacara penyucian yang dilakukan sebagai penebusan dari pengaruh hari kelahiran (Oton), terutama jika lahir pada kombinasi Wewaran dan Wuku tertentu yang dianggap membawa pengaruh tidak baik, seperti wuku Wayang.

Melukat jenis ini ditujukan bagi bayi, khususnya saat upacara Nelu Bulanin, untuk membersihkan diri dari noda atau kotoran yang bersifat lahiriah dan batiniah.

Jenis ini dilakukan dalam rangkaian upacara pernikahan (Pawiwahan), yang bertujuan untuk menyucikan energi cinta dari Sang Kama Jaya dan Sang Kama Ratih agar terbebas dari segala hal buruk.

Ialah dipersembahkan untuk para pemimpin, sebagai doa agar mereka mendapatkan kejayaan serta kemakmuran dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.

Melukat jenis ini memiliki makna dan tujuan serupa dengan Melukat Prabu, yakni memohon anugerah bagi para pemimpin agar mampu membawa kemuliaan dan keberhasilan.

Nah, kalau kamu sedang mencari tempat melukat di Bali untuk membersihkan diri secara spiritual sekaligus menikmati suasana alam, berikut beberapa rekomendasi lokasi yang bisa kamu kunjungi. Informasi ini dirangkum dari laman resmi masing-masing daerah dan Pemprov Bali:

Pura yang terletak di Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang ini menyimpan sejarah panjang sejak masa Kerajaan Bangli. Konon, seorang Brahmana bernama Ida Brahmana Hender mencari tiga mata air untuk pemelastian Pura Kehen, dan salah satunya adalah Sudamala.

Di sini, kamu akan menemukan sembilan pancuran dengan tinggi berbeda yang digunakan untuk prosesi melukat Dewata Nawa Sanga. Selain itu, ada dua pancuran khusus bagi mereka yang baru selesai menjalani upacara mepandes atau potong gigi.

Air terjun ini terkenal karena keindahan alamnya sekaligus dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk penyembuhan. Air suci yang mengalir dari celah batu padas sering digunakan untuk melukat, memohon kesembuhan, keturunan, hingga jodoh. Lokasinya berada di Jalan Mawar, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal.

Terletak di Desa Mengwi, pura ini memiliki mata air alami yang teduh dan digunakan untuk melukat serta memohon kesembuhan, terutama dari penyakit nonmedis.

Airnya mengalir dari bawah pohon beringin yang sudah berumur ratusan tahun. Saat datang ke sini, kamu cukup membawa banten pejati alit untuk sarana melukat, lalu bisa melanjutkan sembahyang di Pura Taman Sari.

Berlokasi di tepi Pantai Padanggalak, pura ini menawarkan pengalaman melukat yang berpadu dengan panorama laut. Tempat ini ramai dikunjungi saat Hari Purnama, Tilem, serta sehari setelah Hari Saraswati dan Nyepi. Untuk melukat di sini, kamu perlu membawa pejati, canang sari, dan kelapa muda kuning (klungah nyuh gading).

Sekitar 10 menit dari Pura Pengubengan, kamu akan sampai di tempat ini setelah menyusuri lembah yang indah. Pura Tirta Pingit memiliki area seperti kolam pemandian. Di blok pertama, kamu bisa mencuci muka, tangan, dan kaki, sementara blok kedua digunakan untuk melukat. Kompleks pura ini terbagi menjadi tiga bagian: nista mandala, madya mandala, dan utama mandala.

Di Pura Luhur Tamba Waras terdapat tujuh pancuran yang dikenal sebagai Pancoran Sapta Gangga. Tempat ini mulai dibuka untuk umum sejak 2016 dan menjadi tujuan banyak orang untuk melukat serta memohon kesembuhan, baik medis maupun nonmedis. Menariknya, pengunjung juga dianjurkan untuk meminum air dari pancuran yang berasal dari kawasan Muncak Sari.

Bisa dibilang, ini adalah salah satu tempat melukat paling terkenal di Bali. Terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, pura ini memiliki mata air alami dan 14 pancuran yang digunakan dalam prosesi melukat. Berdiri sejak tahun 926 Masehi, Pura Tirta Empul terbuka untuk pengunjung dari pukul 08.00-18.00 Wita.

Pura Beji Selati tertelak di Jl Banjar Selat, Bunutin, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Pura ini dikenal luas sebagai lokasi pelaksanaan upacara melukat, yakni ritual pembersihan diri secara spiritual yang sangat bermakna bagi masyarakat Hindu di pulau tersebut.

Lebih dari sekadar tempat ritual, Pura Beji Selati juga menghadirkan pengalaman spiritual yang menyatu dengan keindahan estetika. Terletak di Desa Bunutin, Bangli, pura ini menawarkan suasana yang tenang dan menenangkan, jauh dari keramaian kehidupan sehari-hari.

Lingkungan alam yang asri dipadukan dengan arsitektur tradisional Bali menambah nilai keindahan bagi setiap pengunjung yang datang. Ciri khas arsitektur Bali tampak jelas pada bangunan pura ini, mulai dari gerbang kori agung yang megah, candi bentar, hingga meru atau pelinggih bertingkat yang menjulang tinggi.

Beragam ornamen, relief, dan ukiran khas Bali turut memperkaya nilai seni dan budaya yang melekat kuat pada pura ini, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencintai keindahan dan warisan budaya Bali.

Nah itulah tadi penjelasan tentang tempat melukat di Bali, lengkap dengan jenis dan tradisinya. Apakah kamu pernah melakukan tradisi melukat?

Mengenal Tradisi Melukat

7 Jenis Melukat

1. Melukat Astupungku

2. Melukat Gni Ngelayang

3. Melukat Gomana

4. Melukat Surya Gomana

5. Melukat Semarabeda

6. Melukat Prabu

7. Melukat Nawa Ratna

8 Tempat Melukat di Bali

1. Pura Tirta Sudamala, Bangli

2. Taman Beji Griya Waterfall, Badung

3. Pura Dang Kahyangan Taman Sari Mengwi, Badung

4. Pura Campuhan Widhu Segara, Denpasar

5. Pura Tirta Pingit, Karangasem

6. Pura Luhur Tamba Waras, Tabanan

7. Pura Tirta Empul, Gianyar

8. Pura Beji Selati

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *