5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 update oleh Giok4D

Posted on

Setiap 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Pada tahun ini, peringatan Harkitnas merupakan yang ke-117, dimana menjadi momen untuk membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan.

Upacara bendera merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari bersejarah ini. Pada saat upacara bendera berlangsung, pembina upacara akan menyampaikan pesan atau amanat kepada peserta atau para hadirin upacara.

Sebagai referensi, berikut infoBali rangkum contoh amanat pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 dari berbagai sumber.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air,

Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.

Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban.

Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.

Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”.

Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.

Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air,

Apa yang telah dirintis Boedi Oetomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.

Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.

Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda “embrio bangsa”, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.

Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia.

Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”. Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saudara – Saudari Sebangsa dan Setanah Air,

Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru.

Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.

Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “Indonesia Emas”.

Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang. Setidaknya, tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, bahwa hari ini akan seperti ini. Teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia. Dunia seakan mengerdil. Semua seperti mendekat, terpampang di depan mata. Jarak bagai tak lagi relevan. Kehadiran visual menyempurnakan kehadiran suara.

Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.

Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas!

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom, Om santi, santi, santi om, Namo Budhaya.

Assalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat Bapak, Ibu Guru serta para siswa yang saya sayangi.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya selaku pembina upacara untuk menyampaikan sepatah dua patah kata untuk peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang kini kita peringati.

Sekolah kita mengagendakan setelah upacara bendera ini berlangsung, akan mengadakan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan.

Kegiatan berziarah ini akan diikuti oleh semua bapak, ibu guru dan perwakilan siswa yang telah ditunjuk sebelumnya.

Awal Kebangkitan Nasional adalah saat dr. Wahidin Soedirohoesodo menggagas sebuah perkumpulan atau organisasi hingga lahirlah perkumpulan Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908.

Perkumpulan ini menjadi tonggak awal perjuangan kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

Saat ini, kegiatan yang kita laksanakan bukanlah hanya mengenang Hari Kebangkitan Nasional masa lalu saat perjuangan para pendahulu kita dilakukan saja.

Namun sekaligus menjadi motivasi kita sebagai generasi penerus untuk terus membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan kebangsaan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Kebangkitan Nasional ini perlu ditandai secara khusus oleh semua siswa dan generasi milenial sekarang ini dengan membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dalam melahirkan generasi yang bermartabat dan berdaulat.

Dengan adanya peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini diharapkan muncul rasa kesamaan yang akan menjadi dasar kekuatan untuk mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan bangsa.

Masing-masing orang sebagai unsur bangsa memiliki kontribusi untuk mencapai tujuan itu dan menjalani peran berbeda untuk bersama-sama mencapai tujuan bangsa.

Semoga dari acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 kali ini kita semua mampu mengambil hikmahnya yakni semangat untuk terus menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing warga negara Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional ini telah memberikan bukti bahwa kemerdekaan Indonesia dapat dicapai dengan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar warga negara sebagai unsur paling penting.

Sekian sambutan yang saya sampaikan, semoga semua siswa dan guru dapat memaknai peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dengan baik.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Assalamu’alaikum wr wb
Syalom
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Salam Kebajikan
Salam sejahtera untuk kita semua.
Selamat pagi, peserta upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025

Pagi ini, kita semua hadir di tempat ini untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2025. Penyelenggaraan Harkitnas tahun 2025, telah menginjak ke-117 setelah pertama kali diselenggarakan. Perlu diketahui, lebih dari satu abad silam, tepatnya pada 20 Mei 1908 sekelompok pelajar kedokteran di STOVIA yang diprakarsai oleh dr. Sutomo mendirikan sebuah organisasi dengan pikiran modern bernama Boedi Oetomo (Budi Utomo).

Didirikannya Budi Utomo tidak lain untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu masih dijajah oleh Belanda. Semangat mereka untuk mewujudkan harapan semua warga Indonesia saat itu, sampai menarik perhatian pihak Belanda. Pasalnya, organisasi Budi Utomo menjadi tempat bagi para pemuda untuk belajar tentang debat, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta pentingnya pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status dan jabatan.

Budi Utomo menjadi perintis organisasi serupa pada masa itu di berbagai daerah Indonesia atau Hindia Belanda. Hingga saat ini, semangat juang itu harus terus dikobarkan oleh kita semua khususnya generasi muda sebagai penerus kehidupan bangsa dan negara.

Hadirin semuanya

Banyak tantangan dan rintangan yang semakin kompleks di era globalisasi ini. Di samping semakin mudahnya kita melakukan sesuatu dengan adanya teknologi, hal tersebut juga bisa menjadi bumerang bagi kita jika tidak bijak dalam menghadapinya. Banyak sekali masalah dan kasus tidak baik yang berasal dari teknologi. Padahal jika kita melihat ke belakang, teknologi itu diciptakan oleh manusia. Sudah seharusnya kita dapat memproteksi diri dengan bijak dalam menggunakan teknologi.

Adanya media sosial sekarang, sudah digunakan oleh semua kalangan dan klasifikasi usia. Seperti halnya teknologi, media sosial juga memiliki dampak yang baik dan buruk bagi manusia. Jika kita menggunakannya tidak dengan bijak dan asal-asalan, maka bersiap saja untuk menerima pengaruh negatif darinya. Namun sebaliknya, jika kita menggunakan media sosial untuk hal yang bermanfaat, maka dampak baiknya akan kita peroleh baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Sebagai generasi muda di era teknologi yang sudah pesat ini, sudah seharusnya kita bisa menyikapi semuanya dengan baik. Pekerjaan saat ini bisa kita peroleh dengan memanfaatkan teknologi khususnya media sosial. Tapi perlu diingat, pekerjaannya harus yang bermanfaat untuk semua orang. Bukan menjadi penipu atau memanfaatkan orang lain dalam konotasi buruk.

Hadirin peserta upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025

Kembali ke majunya perkembangan teknologi, saat ini teknologi berbasis AI sudah masif di dunia. Masyarakat dengan mudah dapat mengerjakan sesuatu dengan bantuan AI. Namun, lagi-lagi kita harus bijak dalam menyikapi hal ini. Semua hal yang memiliki dampak positif, pasti memiliki pengaruh negatif juga. Oleh karena itu, pada momen Harkitnas 2025 ini, mari kita bangkit untuk menjadi warga negara yang cerdas dalam menyikapi setiap teknologi yang ada.

Akhirnya, saya berpesan mari kita rayakan kebangkitan nasional ini dengan diisi dengan berbagai kegiatan dengan berkarya dan menorehkan prestasi di berbagai bidang untuk menuju Indonesia Emas!

Terima kasih

Wassalamualaikum wr wb

Syalom, Om santi, santi, santi om, Namo Budhaya.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhingga diantaranya nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan. Yang dengan nikmat itu kita bisa hadir di acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita semua Nabi Allah Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang.

Hadirin Rahimakumullah,

Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan sebuah pidato yang berjudul Pentingnya Persatuan untuk Mencapai Keberhasilan.

Hari Kebangkitan Nasional adalah momentum dimana persatuan menjadi hal penting saat kita menginginkan sebuah kemerdekaan. Diawali dengan kesewenang-wenangan penjajah yang telah menindas pribumi dan membuat hidup sangat menderita. Puluhan bahkan ratusan tahun hidup dalam penjajahan negara asing membuat Indonesia menjadi negara yang miskin dan bodoh.

Waktu berlalu perjuangan Indonesia terasa sia-sia. Pahlawan banyak berguguran tentu hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Mengingat Indonesia adalah negara yang sempat mencecap masa kejayaan dengan limpahan kekayaan alamnya.

Muncullah kaum intelektual yang ingin merubah nasib bangsa. Mereka menyadari kalau perjuangan kedaerahan tentu belum bisa menaklukan penjajah dengan pasokan senjata yang lengkap.

Hingga tanggal 20 Mei 1908 berdirilah organisasi Budi Utomo yang digawangi oleh Dr. Soetomo dan mahasiswa STOVIA lainnya. Perjuangan ini mendorong persatuan masyarakat seluruh Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

Ibarat sapu lidi, ia tidak akan mampu membersihkan kotoran jika hanya satu batang, namun jika diikat menjadi satu akan memberikan pengaruh besar.

Itulah pentingnya persatuan dan kesatuan hingga kemerdekaan itu menjadi kenyataan.

Tidak ada yang tidak mungkin jika dibarengi dengan usaha dan kerja keras tentu melibatkan Tuhan dalam segala hal.

Untuk itu melalui momentum Harkitnas ini saya menghimbau agar seluruh rakyat Indonesia selalu bersatu dalam kebhinekaan demi terwujudnya cita-cita bangsa.

Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan ucapan maupun tindakan.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional yang ke-117! Semangat untuk bangkit!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Hari ini tepat tanggal 20 Mei di mana merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa, yaitu hari Kebangkitan Nasional. Telah kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia lama dijajah, silih berganti para penentang penindasan dan penjajahan bermunculan.

Mereka menentangnya dengan cara kontak langsung. Bertempur, mengangkat senjata melawan kekuatan penjajah. Berbagai cara telah dilakukan, tetapi semuanya belum menampakkan hasil.

Perjuangan mengangkat senjata ternyata tidak efektif dan belum mampu mengusir para penjajah dari tanah air karena sifat dari peperangan masih sporadis artinya perlawanan terhadap penjajah masih bersifat lokal atau kedaerahan dan tidak menyeluruh.

Itulah sebabnya mengapa penjajah bisa bertahan lama menjajah bumi pertiwi ini, karena belum tumbuhnya kesadaran nasionalisme dan persatuan yang kuat di antara bangsa kita sehingga dengan mudah penjajah mematahkan perjuangan kita.

Taktik perang gerilya yang dilancarkan oleh Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan, Perang Aceh juga dapat dipatahkan. Dengan ditangkapnya para pemimpin, praktis perlawanannya menjadi lumpuh.

Namun demikian, semangat berjuang bangsa kita tetap tinggal dan tidak pernah pudar. Pada saat Indonesia hampir gagal dalam menghadapi perlawanan senjata penjajah, munculah pemuda-pemuda pelopor yang terdiri dari Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo, HOS Cokroaminoto, Dr. Setya Budi (Douwes Dekker), KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, dan masih banyak sederet nama lain yang mengubah cara menghadapi penjajah melalui jalur politik dan organisasi.

Organisasi politik pertama muncul dengan nama Budi Utomo, berdiri tanggal 20 Mei 1908, lalu empat tahun kemudian tepatnya tahun 1912 berdiri serikat Islam. Setelah itu bermunculan organisasi-organisasi baik politik maupun non politik.

Hal ini menandakan bahwa bangsa kita waktu itu mulai tumbuh kesadaran, kalau perjuangan senjata melawan penjajah belum membuahkan hasil. Oleh karena itu perjuangan dilanjutkan melalui jalur diplomasi dan organisasi.

Sejak itulah, yaitu tepatnya tanggal 20 Mei 1908 merupakan titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia dari perjuangan senjata melawan penjajah ke perjuangan politik dan organisasi sehingga pada tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Semoga api semangat kebangkitan nasional ini mampu menjiwai semangat perjuangan kita dalam mengisi kemerdekaan ini. Tetapi, yang terpenting dari semuanya itu ialah semangat nasionalisme yang senantiasa tetap tumbuh sampai selama-lamanya.

Demikianlah sambutan singkat ini, apabila ada salah ucap yang kurang berkenan di hati saudara-saudara, kami mohon maaf.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan selamat berjuang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah 5 contoh amanat pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 yang dapat digunakan sebagai referensi. Semoga bermanfaat ya infoers!

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 (1)

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 (2)

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 (3)

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 (4)

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 (5)