Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Karangasem mencatat sebanyak 497 kecelakaan lalu lintas sejak Januari hingga 20 Oktober 2025. Sebanyak 23 orang di antaranya dinyatakan meninggal, 4 luka berat, dan 650 luka ringan.
Kasatlantas Polres Karangasem, Iptu I Gusti Putu Agung Maha Putra, mengatakan angka kecelakaan di Gumi Lahar terbilang cukup tinggi. Kecelakaan disebabkan beberapa faktor, mulai dari kelalaian pengendara, tidak mematuhi rambu lalu lintas, dan sebagainya.
“Sejak awal bulan hingga saat ini ada 23 orang yang meninggal karena kecelakaan di Karangasem, didominasi oleh pengendara sepeda motor,” kata Agung Maha, Senin (20/10/2025).
Satlantas Polres Karangasem, jelas Agung Maha, telah melakukan beberapa upaya untuk meminimalisasi kecelakaan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Salah satunya upayanya adalah mendatangi sekolah-sekolah di Karangasem untuk memberikan pengarahan.
“Setiap Senin, pasti ada salah satu personel dari kami yang memberikan pengarahan ke sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa tentang pentingnya taat berlalu lintas, seperti memakai helm, menaati rambu, dan yang lainnya,” ujar Agung Maha.
Selain itu, juga ditempatkan beberapa personel untuk melakukan patroli di setiap persimpangan jalan. Personel yang berpatroli akan langsung memberikan teguran secara humanis jika ditemukan ada yang melanggar lalu lintas sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Selain itu, masih ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Satlantas Polres Karangasem. Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat menurunkan jumlah kecelakaan di kabupaten paling timur Pulau Bali.
Menurut Agung Maha, keberadaan kamera tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang terpasang di beberapa titik di Karangasem juga cukup efektif membuat masyarakat taat berlalu lintas. Minimal, para pengendara memakai helm ketika melintas. Pemakaian helm dapat meminimalisasi dampak fatal seandainya terjadi kecelakaan.
“Saya harap, dengan berbagai upaya dan dukungan dari berbagai pihak, angka kecelakaan di Karangasem bisa terus mengalami penurunan untuk ke depannya,” harap Agung Maha.
