4 Tanggapan Nadiem Makarim soal Dugaan Korupsi Laptop Chromebook | Info Giok4D

Posted on

Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook untuk digitalisasi pendidikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022 sebesar Rp9,9 triliun. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Menbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim memberikan tanggapan soal dugaan tersebut.

Dikutip dari infoNews, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menjelaskan bahwa pada 2020 Kemendikbudristek merancang program pengadaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan, dari tingkat dasar hingga menengah atas. Namun, pengadaan tersebut tidak sepenuhnya diperlukan karena uji coba serupa telah dilakukan pada 2018-2019 dengan hasil yang dinilai tidak efektif.

“Karena sesungguhnya, kalau tidak salah, di tahun 2019 sudah dilakukan uji coba terhadap penerapan Chromebook itu terhadap 1.000 unit, itu tidak efektif,” kata Harli kepada wartawan di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (26/5).

Berikut 4 tanggapan Nadiem soal kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

Nadiem menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Nadiem menyatakan siap bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk mengusut dugaan itu.

“Saya menghormati dan mendukung sepenuhnya proses hukum yang sedang berlangsung, penegakan hukum yang adil dan transparan adalah fondasi negara yang demokratis. Saya siap bekerjasama dan mendukung aparat penegak hukum dengan memberikan keterangan atau klarifikasi apabila diperlukan,” ujar Nadiem Makarim dalam jumpa pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Nadiem juga menyatakan dirinya siap mendukung penyidik dari Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut perkara dugaan korupsi tersebut. Dia menegaskan tidak pernah menoleransi korupsi.

“Saya tidak pernah menoleransi praktik korupsi dalam bentuk apapun. Saya mengajak masyarakat untuk tetap kritis namun adil, tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan di tengah derasnya opini yang dibentuk. Saya percaya masyarakat Indonesia berhak mendapat kejelasan dan keterbukaan,” jelasnya.

Nadiem juga menjelaskan alasannya memilih chromebook. Dia mengungkap bahwa pengadaan ini sudah melalui kajian dari sisi harga dan spesifikasinya.

“Untuk menjawab mengenai kenapa Chromebook, ini menurut saya sangat penting bahwa dalam pengadaan sebesar ini kita harus selalu berhati-hati dan melakukan kajian dengan detail. Tim di Kemendikbutristek melakukan kajian Mengenai perbandingan antara Chromebook dan operating system lainnya,” ujar Nadiem.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Dia mengatakan Chromebook lebih murah dibandingkan lainnya. Menurutnya, sistemnya juga mudah diakses.

“Dan satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30% lebih murah, dan bukan hanya itu saja operating systemnya Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp 1,5 sampai Rp 2,5 juta tambahan,” katanya.

Dia juga mengatakan aplikasi yang terinstall di laptop itu juga bisa terpantau. Menurutnya, laptop ini sudah memiliki spesifikasi untuk pendidikan.

“Di luar itu ada berbagai macam fungsi Mohon rekan media mengingat bahwa ini adalah untuk fungsi pendidikan. Di mana keamanan murid-murid dan guru-guru kita menjadi prioritas di Kemendikbutristek, dan salah satu hal terpenting dari kajian tersebut adalah kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook,” jelasnya.

Dia menjelaskan pengadaan laptop pada eranya sebagai menteri dilakukan saat pandemi COVID-19 tahun 2020. “Di tahun 2020, krisis pandemi COVID-19 bukan hanya menjadi krisis kesehatan, tetapi juga menjadi krisis pendidikan,” jelasnya.

Nadiem mengatakan saat itu krisis pendidikan juga terjadi di tengah-tengah krisis kesehatan. Menurutnya, pengadaan laptop adalah upaya mitigasi agar pembelajaran sekolah tetap berjalan.

“Kemendikbudristek harus melakukan mitigasi dengan secepat dan seefektif mungkin, agar bahaya learning loss atau hilangnya pembelajaran bisa kita tekan. Sehingga program pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK yang termasuk laptop adalah bagian dari upaya mitigasi risiko pandemi untuk memastikan pembelajaran murid-murid kita tetap berlangsung,” ucapnya.

Dia menyebut, saat itu Kemendikbudristek melakukan pengadaan 1,1 juta unit laptop beserta modem 3G dan proyektor untuk lebih dari 77 ribu sekolah dalam kurun waktu 4 tahun. Menurut Nadiem, pengadaan laptop itu untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

“Perangkat TIK itu juga menjadi alat peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Dan juga untuk pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer atau ANBK, yang menjadi instrumen sensus kami untuk mengukur capaian pembelajaran dan juga dampak daripada learning loss,” jelas dia.

Sementara itu, muncul juga pertanyaan soal pemeriksaan terhadap mantan stafsus Nadiem. Pengacara Hotman Paris mengatakan pemeriksaan tiga mantan stafsus itu tak memiliki kaitan dengan Nadiem.

“Kalau itu kami jawab bahwa sepanjang menyangkut staf khusus itu tidak ada kaitannya langsung dengan Pak Nadiem, dan tidak ada komunikasi,” kata kuasa hukum Nadiem, Hotman Paris dalam jumpa pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Hotman juga menjelaskan bahwa Nadiem tidak memberikan perintah apa pun kepada stafsus untuk menjalankan proyek itu. Hotman mengatakan pengadaan laptop Chromebook sudah ada vendornya tersendiri.

“Kalau mengenai stafsus itu kan, inikan ada panitianya resmi. Tidak ada kaitan ke sana. Nggak ada, itu benar-benar bahwa ini kan ada tim yang tentu tidak dikontrol oleh stafsus tersebut,” ungkap dia.

1. Nadiem Siap Dipanggil Jaksa

2. Alasan Pilih Chromebook

3. Tujuan Pengadaan

4. Laptop Buat Dukung Pembelajaran Jarak Jauh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *