Bedugul dikenal sebagai salah satu destinasi wisata Bali yang harus dikunjungi. Danau Beratan yang indah dan luas, ditemani megahnya Pura Ulun Danu di tepi danaunya membuat tempat ini ikonik dan banyak dikenal.
Namun di balik ketenaran tempat ini, terdapat legenda dan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat sekitar. Beberapa di antaranya seperti terbentuknya Danau Beratan, asal usul Pura Ulun Danu, dan mitos-mitos laut yang berkembang di masyarakat sekitar.
Kala itu manusia masih berkelompok dan berkelana untuk menemukan tempat tinggal, sekelompok orang menemukan hamparan tanah kosong yang luas dan dipercaya merupakan bekas letusan gunung berapi, sehingga mempunyai tanah yang subur.
Mereka kemudian bercocok tanam di tempat subur itu. Panen tiba, mereka pun bergotong royong. Perempuan memanen, sedangkan laki-laki memasukkan ke lumbung penyimpanan mereka.
Hal ini awalnya berjalan biasa, tapi kemudian hasil memanen membuat mereka terkesima. Saat mereka sudah selesai panen di lahan bagian utara, lahan di selatan ternyata sudah tumbuh lagi dan siap dipanen. Begitu seterusnya sehingga mereka tak pernah kekurangan padi.
Mereka pun merasa kewalahan. Keajaiban ini membuat mereka berfikir bahwa Tuhan sedang mempermainkan mereka dengan panen tanpa henti, sambil menancapkan gelanggang padi ke tanah.
Tak disangka tanah yang ditancapi gelanggang padi tersebut merupakan sumber mata air yang kemudian mengeluarkan air. Awalnya air sedikit demi sedikit keluar, hingga akhirnya membesar memenuhi ladang mereka.
Mereka pun terpaksa mencari tempat baru ke arah utara. Genangan air yang terus membesar tersebut kemudian kami kenal menjadi Danau Beratan.
Gelanggang padi yang tertancap dipercaya masih ada sampai saat ini dalam bentuk bambu kuning keramat di selatan Pura Ulun Danu. Masyarakat setempat percaya bahwa itu merupakan gelanggang padi yang dulu ditancapkan hingga membentuk danau yang besar dan indah ini.
Bertahun-tahun setelah terbentuknya Danau Beratan, diketahui ada seorang raja yang bermeditasi di Gunung Mangu, tak jauh dari danau tersebut. Dalam ketenangan meditasinya ia seperti melihat cahaya di tepi danau.
Dari situ ia merasa diperintahkan untuk membangun sebuah pura di sekitar Danau Beratan. Ia akhirnya membangun pura dekat situ yang sekarang kita kenal dengan Pura Ulun Danu.
Ulun Danu secara harfiah berarti kepala danau atau penguasa danau. Pura ini akhirnya didedikasikan sebagai tempat pemujaan Dewi Danu, dewi penjaga dan pemberi kesuburan.
Masyarakat sekitar Danau Beratan, khususnya nelayan mempercayai adanya mahluk yang tinggal di dalam danau. Beberapa nelayan diketahui pernah melihat cahaya misterius pada malam hari yang berasal dari Danau Beratan.
Hal ini kemudian diyakini sebagai pertanda kehadiran penunggu gaib dari danau suci ini. Mereka percaya makhluk yang menunggu danau ini baik adanya untuk menjaga ekosistem di Danau Beratan dan sekitarnya. Masih banyak upacara atau persembahan yang dilakukan untuk menghormati penunggu danau tersebut menyeimbangkan ekosistemnya.
Danau Beratan yang dianggap suci oleh masyarakat sekitar juga punya kemisteriusan lainnya. Selain adanya mahluk penunggu, dipercaya bahwa siapapun yang berkata atau bertindak tidak baik yang tidak menghormati kesucian tempat ini, ia akan mendapatkan akibat yang buruk seperti kesialan atau gangguan misterius.
Tak heran jika di danau tersebut masih terdapat ritual persembahan yang rutin dilakukan untuk menjaga dan menghormati kesucian Danau Beratan. Selain dengan tujuan menghormati, ritual tersebut juga dilakukan untuk rasa syukur dan meminta keseimbangan alam kepada Dewi Danu.