3 Sekolah Sepi Peminat di Mataram Bakal Di-merger | Info Giok4D

Posted on

Tiga sekolah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sepi peminat. Hingga hari terakhir masa pendaftaran ulang Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, calon siswa yang melakukan registrasi ulang di ketiga sekolah tersebut jauh dari jumlah rombongan belajar (rombel) yang tersedia.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf mengungkapkan sekolah yang sepi peminat akan digabung (merger) dengan sekolah lainnya. Dengan begitu, dia berujar, jumlah siswa dari sekolah sepi peminat akan disesuaikan dengan jumlah rombel yang ada.

“Nanti akan ada beberapa sekolah yang kami merger. Ini kami lakukan untuk mengantisipasi (jumlah siswa yang minim). Saat ini, kami sedang membuat kajian analisis untuk penggabungan sekolah,” ujar Yusuf di Mataram, Jumat (11/7/2025).

Ketiga sekolah negeri di bawah naungan Disdik Mataram yang sepi peminat itu, yakni SMPN 18 Mataram, SDN 36 Ampenan, dan SDN 49 Cakranegara. Hingga hari terakhir registrasi ulang, SMPN hanya mendapatkan 4 siswa, SDN 36 Ampenan (4), dan SDN 49 Cakranegara (15).

Menurut Yusuf, penggabungan sekolah-sekolah yang sepi peminat itu rencananya dilakukan pada tahun ini. Pasalnya, jumlah pendaftar di beberapa sekolah tersebut terus menurun dari tahun ke tahun.

“Insyaallah tahun ini. Kalau kajiannya sudah bagus dan sesuai, bisa kami ajukan ke Pak Wali Kota,” jelas Yusuf.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Yusuf menjelaskan nama-nama sekolah yang akan di-merger tidak akan menggunakan nama sekolah yang lama. “Tapi nanti ada tulisannya (lokasi sekolah) eks sekolah mana, biar tidak menghilangkan identitas sekolah lama,” imbuhnya.

Ia membeberkan beberapa faktor penyebab minimnya jumlah murid yang mendaftar di tiga sekolah tersebut. Salah satunya karena tidak ada anak umur usia sekolah di sekitar lingkungan sekolah itu.

Sebelumnya, Panitia SPMB SDN 36 Ampenan Ni Nengah Astini menuturkan jumlah pendaftar murid baru di SDN 36 Ampenan terus menurun setiap tahun. Ia menduga hal itu terjadi sejak adanya konflik warga di Lingkungan Petemon dan Karang Genteng.

Faktor lain adalah banyaknya jumlah SD negeri di satu kecamatan serta sebagian orang tua memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta. “Tahun lalu saja pendaftarnya hanya empat siswa,” ujar Ni Nengah.

Jika ditotalkan, jumlah murid dari kelas I hingga kelas VI di SDN 36 Ampenan hanya 33 orang. Rinciannya, kelas I sebanyak 4 siswa, kelas II (4), kelas III (4), kelas IV (1), kelas V (14), dan kelas VI (6).

“Karena kelas enamnya sudah lulus, jadi tinggal 27 siswa. Kalau ditambah dua siswa di SPMB ini, jadi total murid kita tahun ini ada 29 siswa,” tutur Nengah.