25 Warga Karangasem Bunuh Diri Selama 2025, Kriminalitas Juga Meningkat

Posted on

DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.

Kasus bunuh diri di Karangasem masih menjadi salah satu yang tertinggi di Bali. Meski jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka kasus bunuh diri di daerah ini dinilai masih cukup tinggi.

Polres Karangasem mencatat pada 2024 terdapat 34 kasus bunuh diri. Sementara sepanjang 2025, jumlah tersebut menurun menjadi 25 kasus.

Kapolres Karangasem AKBP Joseph Edward Purba menyebut, sejumlah faktor masih menjadi pemicu utama terjadinya bunuh diri, di antaranya depresi, masalah ekonomi, dan sakit menahun. Menurutnya, kasus bunuh diri di Karangasem lebih banyak dialami oleh kelompok lanjut usia dan dewasa.

“Saya sebenarnya punya rencana dengan mengerahkan Bhabinkamtibmas di masing-masing wilayah. Jika ada warga yang tinggal sendiri, sudah tua, atau ekonominya di bawah untuk lebih sering dijenguk sembari memberikan semangat agar jangan sampai ada niat untuk bunuh diri,” ujar Purba saat melaksanakan pres release akhir tahun di Aula Polres Karangasem, Rabu (31/12/2025).

Kasus Kriminal Meningkat

Polres Karangasem juga mencatat tindak kejahatan sepanjang 2025 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kasus penganiayaan, penyalahgunaan narkotika, dan pencurian masih menjadi tindak kejahatan yang paling mendominasi.

Pada 2024, jumlah tindak kejahatan tercatat sebanyak 159 kasus. Angka tersebut meningkat 18 persen pada 2025 menjadi 188 kasus.

“Penganiayaan menjadi yang tertinggi dengan 29 kasus, disusul narkotika 27 kasus, pencurian biasa sebanyak 25 kasus, serta pencurian dengan pemberatan sebanyak 20 kasus,” kata Purba.

Purba menjelaskan, tingginya kasus penganiayaan sepanjang 2025 sebagian besar dipicu oleh persoalan sepele. Seperti ketersinggungan dan pergesekan antarindividu yang berujung pada tindakan kekerasan.

Kemudian untuk kasus narkotika, Polres Karangasem berhasil mengungkap 27 kasus dengan 35 orang tersangka. Rinciannya 18 orang merupakan pengedar, 9 kurir, dan 8 sisanya merupakan pemakai. Barang bukti yang berhasil diamankan sebanyak 37,10 gram sabu-sabu, 8,43 gram ganja, 3,6 gram tembakau sintetis dan 2 butir ekstasi.

Kasus Lakalatas Menurun, Pelanggaran Lalin Naik

Meskipun kasus kriminal meningkat, kasus laka lantas justru mengalami penurunan sebesar 13 persen dari 747 kejadian pada 2024, menjadi 648 kejadian pada 2025. Korban meninggal akibat laka lantas juga mengalami penurunan dari 29 orang menjadi 27 orang tahun ini.

Tapi untuk pelanggaran lalu lintas tahun ini justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 515 menjadi 1.366. Pelanggaran tersebut didominasi karena masyarakat tidak memakai helm, sabuk pengaman, dan surat-surat kendaraan tidak lengkap.

“Tingginya angka pelanggaran lalu lintas ini membuktikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat masih minim, pelanggaran lebih dominan remaja, tapi dewasa juga masih cukup banyak yang melanggar,” ujar Purba.

Selain beberapa kasus tersebut, konflik desa adat di Karangasem juga cukup menjadi perhatian publik. Bahkan masih menjadi salah satu kasus menonjol di tahun ini. Purba berharap tahun depan konflik desa adat tersebut bisa menemukan jalan keluar sehingga tidak menjadi konflik berkepanjangan.

“Saya juga berharap untuk tahun depan, tindak kejahatan maupun pelanggaran lalu lintas bisa mengalami penurunan. Kami dari pihak kepolisian juga akan terus berupaya melakukan berbagai upaya pencegahan untuk dapat meminimalisir tindak kejahatan,” tutup Purba.