Sebanyak 200 penari kolosal asal Nusa Tenggara Barat (NTB) akan tampil selama tujuh menit pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-80 di Istana Negara, Jakarta. Para penari kolosal yang sebelumnya telah tampil pada pembukaan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) ke VIII itu akan berangkat ke Istana Negara pada 13 Agustus 2025.
Pria yang akrab disapa Ajik itu mengungkapkan seluruh penari tengah mempersiapkan penampilan tersebut. Tim dari Istana Kepresidenan akan melihat langsung proses selama latihan dalam waktu dekat di Mataram.
“Akan berangkat Rabu (13/8/2025) besok. Sekarang sedang melakukan persiapan dan latihan terpusat di halaman Taman Budaya NTB,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Daya Saing Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Tarmidzi, Kamis (7/8/2025).
Informasi dari Istana Negara, Ajik berujar, sebanyak 200 penari kolosal asal NTB akan tampil di depan Presiden Prabowo Subianto saat perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Mereka akan menampilkan tarian tiga suku, yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo) selama tujuh menit.
“Durasi yang diberikan untuk tampil hanya tujuh menit saja, sementara untuk layak tampil sembilan menit dan ini besok pagi akan difinalkan terkait sesi mana yang akan diperpendek,” ujar Ajik.
Kepala Taman Budaya NTB sekaligus Koreografer Penari Kolosal NTB, Lalu Suryadi Mulawarman, mengatakan seluruh penari masih memfinalkan konsep atraksi dengan waktu yang diberikan panitia perayaan HUT RI ke-80 di Istana Negara.
Menurut Surya, 200 penari yang akan tampil berasal dari beberapa sanggar, komunitas seni, dan sekolah-sekolah di NTB. Para koreografi yang terlibat juga berasal dari beberapa seniman, budayawan, akademisi, pemerintah serta pelaku seni di NTB.
“Persiapannya sudah 87 persen. Kemudian, materi kami angkat beberapa bagian dari materi opening dari Fornas VIII NTB,” terang Surya.
Ada beberapa insert atraksi yang akan ditampilkan para penari sesuai arahan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Menurut Surya, Iqbal meminta agar penari menampilkan sosok pahlawan nasional dari NTB.
“Kami lagi memilih sosok dan tokoh mana yang pas ditampilkan untuk HUT RI besok ini. Dengan keterbatasan waktu yang diberikan, ada beberapa hal kami memilih materi lebih selektif dan substantif. Apalagi penampilan ini kan dalam rangka HUT RI,” tutur Surya.
Secara visual dan konseptual, Surya berujar, akan mencoba mengangkat konsep yang sama pada opening Fornas VIII. Saat itu, semua entitas tiga etnis atau suku di NTB, yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo) ditampilkan dalam perspektif kreatif dalam satu waktu.
“Artinya kira-kira keterwakilan Sasak materi apa, Samawa apa, dan Mbojo seperti apa. Ini lebih pada artistik kami melihat akan tampilkan yang mana. Memang kami harus memilih dengan sangat selektif ada keterwakilan dari ketiga etnis sekalian bisa support karya dalam rangka kemerdekaan,” jelas Surya.
Menurut Surya, durasi tujuh menit dinilai cukup berat sesuai durasi dari Istana Negara untuk menampilkan tarian kolosal. Musababnya, waktu tujuh menit itu harus bisa menampilkan ketiga entitas etnis keberagaman Sasambo dalam satu seni pertunjukan.
“Nanti di situ ada musik gendang beleq berjumlah 50 orang yang tampil. Ini sepertinya berat, tetapi harus dilakukan. Mau tidak mau kami harus mengikuti sesuai dengan kebutuhan dari Istana,” ujar Surya.
“Intinya konsepnya sudah final, tinggal kami eksekusi agar waktu tujuh menit ini efektif. Kami juga sedang memantapkan substansi dari karya itu sendiri agar pas dengan waktu yang diberikan,” imbuh Surya.
Sesuai jadwal, penari kolosal NTB akan tampil di panggung utama Istana Negara, tepat di depan para tokoh dan tamu istimewa Prabowo. Mereka akan tampil pada sore hari bersama atraksi dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sulteng), saat upacara penurunan bendera.