Sebanyak 12 warga Banjar Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli, diduga digigit seekor anjing rabies, Minggu (14/12/2025). Seluruh warga pun mendapatkan penanganan pertama berupa vaksin antirabies (VAR) di Puskesmas Susut 2.
“Mengenai kepastian rabies, belum ada jawaban karena masih menunggu hasil laboratorium. Belum bisa disimpulkan rabies. Tapi yang digigit ada 12 orang,” jelas Kepala Dusun Sulahan, I Nengah Sueka, dihubungi infoBali, Senin (15/12/2025).
Kejadian bermula dari digigitnya seorang penjual sate ayam, Samsuri. Kemudian, melebar ke warga lainnya baik yang sedang beraktivitas di luar maupun dalam rumah. Sueka pada awalnya menerima laporan 7 warga yang tergigit anjing. Namun, bertambah 5 orang setelah Sueka melakukan pendampingan di puskesmas.
“Saya mendapatkan laporan masyarakat jam 17.00 Wita. Banyaknya kejadian di jalan, warga saya sekadar lewat. Terdata hingga malam hari itu 7 orang yang tergigit, tapi bertambah lagi 5 saat pendampingan di puskesmas,” tambah Sueka.
Penanganan sempat sedikit terkendala akibat habisnya VAR di Puskesmas Kayu Ambua. Untuk itu, warga beralih ke Puskesmas Susut 2. Beruntung tidak ada satu pun warga yang menunjukkan gejala rabies hingga hari ini. Meski demikian, mereka masih menunggu hasil laboratorium di Balai Besar Veteriner yang dikabarkan akan ke luar sore ini untuk penentuan tindak lanjut.
Warga yang terdampak parah, Sueka berujar, datang dari kelompok lanjut usia (lansia) berusia 84 tahun. Seusai kakinya digigit, I Dewa Ayu Ketut Ada terjatuh sehingga mengalami patah tulang. Humas RSUD Bangli, Sang Kompyang Ari Wijaya dikonfirmasi infoBali, Senin (15/12/2025) membenarkan peristiwa itu.
“Datang ke IGD pada pukul 19.26 wita dengan keluhan nyeri pada paha kanan disertai luka robek di betis kanan maupun patah tulang tertutup pada paha kiri. Keluarga mengatakan pasien terjatuh saat digigit anjing liar sebelum masuk rumah sakit. Sudah mendapat vaksin dan operasi, sekarang di ruang perawatan untuk pemulihan,” ujar Ari.
Lebih lanjut, kepemilikan anjing yang diduga rabies tersebut masih ditelusuri. Belum diketahui pasti apakah anjing berbulu hitam dan putih itu biasa berada di wilayah lingkungan Banjar Sulahan atau tidak. Yang jelas, berdasarkan hasil rapat dinas terkait, anjing liar akan dilakukan penindakan berupa eliminasi. Selain juga warga terdampak mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Dua Warga Klungkung juga Digigit
Sebanyak dua warga Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung diduga digigit seekor anjing rabies, Minggu. Untuk itu, Dinas Pertanian (Distan) Klungkung mengambil sampel otak anjing itu dan segera diperiksakan ke laboratorium, Senin.
Kasi Pelayanan Pemerintahan Desa Paksebali, Cokorda Istri Agung Dwihandayani menerangkan dua warganya yang digigit anjing adalah Ni Wayan Kepik dan I Kadek Bagiasa. Kepik merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap berkeliling dan tidur di luar rumah.
“Saat berkeliling, Kepik digigit anjing pada bagian lengan dan kakinya. Setelah menggigit Kepik, anjing tersebut pergi ke kandang ternak milik Bagiasa dan menggigit ayam dan bebek yang ada di sana,” terang Cok Dwi dihubungi infoBali, Senin (15/12/2025).
“Anjing itu mau pergi setelah dipukul, tidak lama kembali lagi dan menggigit tangan Bapak Bagiasa yang saat itu mau menutup pintu kandang,” sambung dia.
Berdasarkan tingkah laku anjing yang telah menggigit lebih dari satu orang, diduga jika anjing tersebut reaktif rabies. Sementara itu, kedua warga Paksebali yang digigit anjing telah mendapatkan vaksin.
“Potensi anjing liar di Paksebali masih cukup tinggi. Padahal berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan jumlah anjing liar. Di antaranya dengan menindaklanjuti laporan warga adanya anjing liar, melakukan sosialisasi pentingnya vaksin rabies HPR, eleminasi juga telah dilakukan,” ujar Cok Dwi.
Hingga saat ini, tidak diketahui dari mana anjing tersebut berasal. Namun, anjing itu terindikasi bukan anjing liar, melainkan peliharaan salah seorang warga lantaran terdapat rantai di lehernya. Hanya saja tidak ada satu pun warga yang mengakui memelihara anjing itu.






