11 Jenis Pakaian Adat Sumbawa, Pangkenang Lonas Pabite-Batedung Tuntang

Posted on

Tau Samawa atau masyarakat asli Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), ragam pakenang atau pakaian tradisional. Dari berbagai macam kebudayaan yang dimiliki, Tau Samawa memiliki ragam pakenang atau pakaian tradisional khas sumbawa.

Dalam menggunakan pakenang adat Samawa memiliki tata cara pemakaian. Setiap pakaian memiliki motif, bentuk, gaya, dan warna yang berbeda-beda. Selain itu, setiap pakaian juga memiliki fungsinya masing masing.

Hal ini menunjukan bahwa Tau Samawa memiliki cita rasa tinggi tentang tata busana adat. Melansir dari Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), terdapat 11 jenis pakaian adat yang dijadikan sebagai pedoman dalam berbusana adat Sumbawa.

Mulai dari Pangkenang Lonas Pabite, Pangkenang Lonas Panemu, Pangkenang Salonang Antin, Pangkenang Rama Nempu, Pangkenang Pajatu Juran, Pangkenang Pasak Panempu, Pangkenang Pasak Kanadi, Pangkenang Lante Lumar, Pangkenang Manca Kanadi, Pangkenang Lante Gadu, dan Pangkenang Batedung Tuntang.

Berikut ulasan mengenai 11 jenis pakaian tradisional adat Sumbawa yang perlu kamu ketahui.

Pakenang Lonas Pabiten di peruntukan untuk remaja atau pemuda yang akan menghadiri festival atau acara budaya dan menyambut tamu yang berkunjung ke Tana Samawa. Lonas Pabiten sendiri memiliki arti remaja yang bergaya ketiga menggunakan pakaian adat ini. Pakenang ini didominasi dengan warna biru muda dan biru tua dengan sentuhan warna silver menambah kekhasan lonas pabiten.

Dalam tata busana Lonas Pabite memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapung alang tokko mako turen den (ikat kepala)
2. Pabasa alang selempang lipat dua (Selendang yang dilipat lalu di kenakakan di bahu)
3. Kere alang tepong gadu (melipat kain di pinggang kiri atau kanan, lalu diberi perabat)
4. Lamung taruna lengan ¾ (baju pria)
5. Saluar belo (celana panjang kain)
6. Parabat
7. Salepe
8. Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)

Wanita:
1. Sapu Kida Sanging diletakkan di atas sanggul punggung belakang.
2. Lamung Pene diberi hiasan dengan teknik bordir/payet (cepo/cila)
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen) dan Parabat
Aksesoris:
1. Kemang Bagegar/Kemang Kanentek (tiga batang)
2. Bengkar Tarowe (anting)
3. Kemang Sumping (Bunga hiasan tiga batang)
4. Tonang Mastora (kalung)
5. Ponto (gelang)
6. Salepe
7. Alas kaki (selop terbuka)

Lonas Panemu merupakan pakaian adat yang diperuntukan untuk kaum muda yang belum menikah. Pakaian ini memiliki fungsi yang sama dengan Lonas pabite sebagai pakaian yang digunakan untuk menyambut tamu dan menghadiri kegiatan kebudayaan. Perbedaannya hanya terletak pada warna pakaian, dimana Lonas Panemu didominasi dengan warna ungu muda dan ditambah hiasan berwarna emas.

Dalam tata busana Lonas Panemu memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapung alang tokko mako turen den (ikat kepala)
2. Pabasa alang selempang salong empat lipatan (Selendang yang dilipat lalu di kenakakan di bahu)
3. Kere alang tepong gadu (melipat kain di pinggang kiri atau kanan, lalu diberi perabat)
4. Lamung taruna lengan ¾ (baju pria)
5. Saluar belo (celana panjang kain)
6. Parabat
7. Salepe
8. Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)

Wanita:
1. Sapu Kida Sanging disampirkan di bahu kiri
2. Lamung Pene atau baju pendek diberi hiasan dengan teknik bordir/payet (cepo/cila)
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen) dan Parabat
Aksesoris:
1. Kemang Bagegar/Kemang Kanentek (tiga batang)
2. Bengkar Tarowe (anting)
3. Kemang Sumping (Bunga hiasan)
4. Tonang Mastora (kalung)
5. Ponto (gelang)
6. Salepe
7. Alas kaki (selop terbuka)

Salong Atin merupakan cara berpakaian adat sumbawa yang menggunakan pabasa alang atau selempang dalam jenis pakaian adat pria. Pakaian ini memiliki fungsi yang sama dengan pangkenang lonas panemu dan lonas pabite yang dipakai saat menghadiri acara kebudayaan dan menyambut tamu. Pembeda dari pangkenang ini adalah warna pakaian yang didominasi dengan warna kuning keemasan dan warna merah maron.

Dalam tata busana Salonang Antin memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapu Alang Tokko Baringin Nyungkar (hiasan kepala)
2. Pabasa Alang Salonang dengan empat lipatan (Selendang yang dilipat lalu di kenakakan di bahu)
3. Kere Alang Tepong Belo (pakaian atasan)
4. Lamung Kurung (sarung)
5. Parabat
6. Salepe
7. Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)

Wanita:
1. Cipo Cila (kerudung kepala)
2. Lamung Pene atau baju lengan pendek yang diberi hiasan dengan teknik border/payet (cepo/cila)
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen) dan parabat (hiasan pada bagian pinggang)
Aksesoris:
1. Pasak/Bengkar (dikenakan oleh remaja putri yang tidak berjilbab)
2. Tonang Mastora (kalung)
3. Ponto (gelang)
4. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
5. Alas kaki (selop terbuka)

Rama Nempu adalah pakaian yang diperuntukan untuk segala kalangan yang akan menghadiri berbagai acara. Rama adalah sebutan untuk masyarakat umum di Tana Samawa. Warna yang mendominasi pakaian ini yaitu warna orange dan hitam serta warna hijau dari kerudung yang dipakai oleh pemudi.

Dalam tata busana Rama Nepu memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapu Alang Tokko Pamale (ikatan kepala)
2. Pabasa Alang Salempang Lipat Dua (Selendang yang dilipat lalu di kenakakan di bahu)
3. Kere Alang Tepong Belo
4. Lamung Taruna Lengan Panjang
5. Parabat
6. Salepe
7. Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)

Wanita:
1. Cipo Cila
2. Lamung Pene diberi hiasan dengan teknik border/payet (cepo/cila)
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
Aksesoris:
1. Pasak/Bengkar (dikenakan oleh wanita yang tidak berjilbab)
2. Karabu (Bros)
3. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
4. Alas kaki (selop terbuka)

Pajatu Juran memiliki arti seorang penguasa yang menduduki suatu wilayah dan berperan penting dalam pengaturan wilayah itu. Oleh sebab itu, pakaian ini hanya diperuntukan untuk para pembuatan peraturan seperti panitia acara atau pejabat yang menguasai suatu daerah. Pangkenang ini didominasi dengan warna biru laut dan warna merah dengan motif yang cantik berwarna keemasan..

Dalam tata busana pajatu juran memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapu Alang Tokko Kampung
2. Pabasa Alang Salempang Lipat Empat
3. Kere Alang Tepong Belo
4. Lamung tutup (jas tutup lengan panjang)
5. Parabat
6. Salepe
7. Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)

Wanita:
1. Cipo Cila
2. Lamung Kurung Bela Dada
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
5. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
Aksesoris:
1. Karabu (Bros)
2. Memakai alas kaki (Selop)

Pakain ini diperuntukan kepada tokoh masyarakat yang memiliki kedudukan dalam masyarakat. seperti dipakai oleh tetua adat dan sesepuh dalam berbagai kesempatan terutama kegiatan adat. warna pakaian ini didominasi dengan warna biru tua dan muda. Selain itu, terdapat juga warna keemasan dari hiasan kepala dan warna merah muda dari kerudung yang dikenakan oleh wanita.

Dalam tata busana Pasak Kanadi memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Katopong berwarna keemasan dengan hiasan buku Bambang Tanpa Pucuk.
2. Lamung tutup (jas tutup) warna terang seperti: krem, coklat susu, coklat keemasan, hijau muda, biru muda.
3. Kere Alang Tepong Belo
Aksesoris:
1. rantai saku
2. Parabat
3. Salepe
4. Alas kaki (sandal/sepatu sandal)

Wanita:
1. Sarangan Cila
2. Lamung Kurung
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
5. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
Aksesoris:
1. Karabu (Bros)
2. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Pasak Panemu memiliki kesamaan dengan pasak kanadi, yaitu sama sama di peruntukan untuk tokoh penting dalam masyarakat untuk menghadiri acara budaya dan seremonial yang menjadi pembeda adalah pada warna pakaian yang didominasi dengan warna hijau dan merah muda.

Dalam tata busana Pasak Kanadi memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapu Alang Tokko Mako Turen Den
2. Lamung Kurung warna terang seperti: krem, coklat susu, coklat keemasan, hijau muda, biru muda
3. Kere Alang Tepong Belo
Aksesoris:
1. rantai saku
2. Parabat
3. Salepe
4. Alas kaki (sandal/sepatu sandal)

Wanita:
1. Cipo Cila
2. Lamung Pene
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
Aksesoris:
1. Karabu (bros)
2. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
3. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Manca Kanadi juga diperuntukkan bagi para tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh budaya yang dikenakan dalam berbagai kegiatan seremonial dan acara penting lainnya. Pakaian ini didominasi dengan warna ungu yang sangat cantik.

Dalam tata busana Manca Kanadi memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Katopong warna hitam dengan hiasan buku Bambang Sopo Antin (ikatan kepala)
2. Lamung tutup (jas tertutup) warna gelap seperti: hitam, biru tua, hijau gelap, maroon, coklat tua, dan lain-lain.
3. Kere Alang Tepong Belo
Aksesoris:
1. rantai saku
2. Parabat
3. Salepe
4. Alas kaki (sandal/sepatu sandal)

Wanita:
1. Sarangan Cila (selendang bersulam)
2. Kebaya Kurung
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
Aksesoris:
1. Karabu (bros)
2. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
3. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Lante Lumur merupakan pakaian yang bisa digunakan oleh segala kalangan masyarakat dalam acara adat atau sebagai pelaku dalam kegiatan budaya. Pakaian ini memiliki warna merah maroon yang sangat gagah.

Dalam tata busana Lante Lumur memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Sapu Alang Tokko Lete Mega/Mako Turen Den
2. Lamung tutup (jas tertutup) warna hitam, biru tua, hijau gelap, maroon, coklat tua, dan semua jenis warna gelap.
3. Kere Alang Tepong Belo

Aksesoris:
1. rantai saku
2. Parabat
3. Salepe
4. Alas kaki (sandal/sepatu sandal)
Wanita:
1. Cipo Cila
2. Lamung Pene
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
Aksesoris:
1. Karabu (bros)
2. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
3. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Lante Gadu merupakan pakaian para menteri pada Kerajaan Kesultanan Sumbawa. ini merupakan pakaian adat yang sengaja dibuat untuk para menteri pada masa itu dengan motif motif khas sumbawa yang sangat elegan.

Dalam tata busana Lante Gadu memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Katopong warna hitam, buku Bambang Telu Antin
2. Lamung tutup (jas tertutup) warna gelap seperti hitam, biru tua, hijau gelap, maroon, coklat tua, dan semua jenis warna gelap
3. Kere Alang (sabidang, ukuran setengah sarung)
4. Saluar belo (celana panjang)
5. rantai saku
6. Parabat
7. Keris + Sapu Kidasanging
8. Selepe
9. Alas kakı (sandal/sepatu sandal)

Wanita:
1. Leang Pabarat (selendang besar bersulam)
2. Lamung Kurung Bini (bersulam benang emas)
3. Kere Alang
4. Bebat (stagen)
5. Memakai jilbab dasar dan dalaman (muslimah)
6. Karabu (bros)
7. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Betedung Tutang atau yang sering disebut Bakere Dua (memakai dua sarung) merupakan tata cara menggunakan sarung untuk wanita. Keunikan dari pakaian ini terletak pada kebaya yang digunakan wanita yang memiliki motif bunga dan sarung yang digunakan sebagai kerudung. Sedangkan pakaian pria busa masyarakat melayu.

Dalam tata busana Betedung Tutang memiliki material pakaian sebagai berikut.

Pria:
1. Kopiah hitam
2. Lamung Kurung
3. Kere Palekat/Kere Ragi Bungkis
4. Saluar Belo
5. Alas kaki (sandal)
6. Catatan: Pangkenang Batedung tuntang khusus untuk pria dapat memakai atau mengenakan sarung panjang ataupun celana panjang dengan sarung pendek sebagaimana gambar tersaji.

Wanita:
1. Kere Ragi Bungkis (Kere Sabe)
2. Kebaya
3. Kere Palekat
4. Bebat (stagen)
5. Karabu (bros)
6. Alas kaki (Selop terbuka)

Pangkenang Lonas Pabite

Pangkenang Lonas Panemu

Pangkenang Salonang Antin

Pangkenang Rama Nempu

Pangkenang Pajatu Juran

Pangkenang Pasak Kanadi

Pangkenang Pasak Panempu

Pangkenang Manca Kanadi

Pangkenang Lante Lumar

Pangkenang Lante Gadu

Pangkenang Batedung Tuntang

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *