10 Ribu Orang Padati GWK Meski Tanpa Pesta Kembang Api

Posted on

Antusiasme pengunjung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park tetap tinggi, mencapai 10.000 pengunjung meskipun perayaan Tahun Baru kali ini tanpa pesta kembang api. Hal tersebut terlihat dari jumlah tiket terjual yang tidak mengalami penurunan signifikan dibanding tahun lalu saat malam pergantian tahun.

Setiap perayaan tahun baru, GWK selalu mengadakan pesta kembang api yang sangat meriah hingga disebut The Biggest Fireworks in Bali. Namun, pada Tahun Baru 2026, pesta kembang api diganti dengan pertunjukan musical laser show menyusul adanya imbauan nasional terkait peniadaan kembang api. Meski demikian, minat wisatawan untuk merayakan malam Tahun Baru di GWK tetap terjaga. Hal ini terbukti dari penjualan tiket yang relatif sama dengan tahun sebelumnya.

“Antusias itu luar biasa, jadi sejak kemarin malam tiket yang terjual sudah 8 ribu lebih. Biasanya di hari H itu lebih banyak lagi. Jadi kami sih berharap tiket bisa mencapai 10 ribu per hari ini,” ujar General Manager of Marketing Communication and Partnership GWK Cultural Park Bali, Andre R Prawiradisastra, Rabu (31/12/2025).

Andre mengakui, sempat ada sejumlah pengunjung yang menyampaikan kekecewaan melalui media sosial karena tidak adanya pesta kembang api. Bahkan, beberapa di antaranya mengajukan permintaan pengembalian tiket. Namun, pengunjung bisa memahami kondisi saat ini dan tetap datang.

“Banyak yang ingin minta refund, ingin dikembalikan tiketnya, tapi karena kebijakan dari kami dari awal memang tidak bisa dikembalikan mereka akhirnya mengerti dan akhirnya mereka tetap datang ke sini,” jelasnya.

Untuk jumlah kunjungan ke GWK saat ini secara umum terbilang stabil dan konsisten jika dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah pengunjung harian berada di kisaran 3.000 orang, dan pada high season mencapai 4.000 hingga 5.000 orang.

“Kalau hari biasa itu kita 3.000, tapi menjelang festival atau high season ini itu mencapai 4.000 sampai kemarin 5.000 kita pengunjungnya. Jadi sebetulnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara tahun lalu,” tambahnya.

Andre pun berharap kondisi pariwisata Bali pada 2026 semakin membaik dan tidak terdampak oleh berbagai isu negatif yang beredar.

“Banyak sekali berita-berita yang tidak menyenangkan mengenai Bali, tapi kenyataannya Bali tetap aman, Bali tetap nyaman. Semoga tahun depan tidak ada lagi isu yang berdampak mengurangi turis domestik maupun masyarakat,” harapnya.